Logo Bloomberg Technoz

Kebijakan administrasi Biden terhadap China bertujuan untuk mempertahankan dan mengamankan keamanan nasional, sambil menekankan bahwa AS tidak mencoba menghambat pertumbuhan ekonomi China. Pesan ini telah dikritik oleh pejabat China, terutama mengingat kontrol ekspor AS yang diberlakukan tahun lalu yang dirancang untuk menghambat China dari teknologi penting.

Meskipun pendekatan Biden kurang konfrontatif daripada perang dagang administrasi Trump, tetapi ini tetap merupakan perubahan besar dari dua dekade sebelumnya yang lebih terbuka dalam hubungan ekonomi. Bahkan, administrasi Biden telah mempertahankan tarif yang diberlakukan Trump atas barang-barang China, dan tidak ada indikasi bahwa tarif tersebut akan dikurangi dalam waktu dekat.

AS telah mengatakan pihaknya tidak berusaha memutuskan hubungan dengan China, meskipun mereka mencari untuk "mengurangi risiko" dan melakukan diversifikasi. Salah satunya dengan penguatan hubungan ekonomi dengan sekutu di wilayah Indo-Pasifik, sebuah strategi yang akan menjadi tema utama bagi administrasi Biden selama KTT APEC mendatang.

'Menstabilkan' Ikatan

Diplomasi ini "dirancang untuk lebih menstabilkan hubungan dan membuat kemajuan dalam isu-isu utama," tulis Yellen dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di Washington Post pada hari Senin.

"Kita tidak boleh membuat kesalahan dengan terlalu terpaku pada persaingan dengan China sehingga kita menjadi terkotak-kotak oleh hal itu," katanya dalam artikel op-ed tersebut.

Selama diskusi mereka minggu ini, Yellen dan He akan berbicara tentang perkembangan ekonomi dan pandangan global, demikian kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan dalam sesi informasi pers. Mereka juga akan membahas elemen dari hubungan ekonomi mereka yang memengaruhi keamanan nasional AS, serta tantangan global, termasuk perubahan iklim dan masalah utang.

Menteri Keuangan juga akan menyampaikan keprihatinan AS terhadap praktek China, termasuk "hambatan terhadap akses pasar dan tindakan koersifnya terhadap perusahaan-perusahaan AS di China," menurut artikel opini tersebut.

Yellen mengunjungi Beijing pada bulan Juli, yang merupakan kunjungan pertamanya ke China sebagai Menteri Keuangan. Dia mengadakan pertemuan resmi pertamanya dengan He, yang naik ke posisi wakil perdana menteri lebih awal tahun ini.

Sejak saat itu, kedua pihak telah meningkatkan komunikasi mereka dalam hal ekonomi dan keuangan, membentuk dua kelompok kerja yang bertemu secara virtual pada bulan Oktober. 

Kerangka kerja tersebut kurang mendalam dibandingkan dengan forum-forum bilateral di awal abad ini, ketika pertemuan tersebut melibatkan beberapa menteri kabinet dan mencakup beragam pokok bahasan.

(bbn)

No more pages