Logo Bloomberg Technoz

Berharap Ceruk Suara 'Jokowi Junior'

Pramesti Regita Cindy
26 October 2023 00:02

Bacapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendafrtar ke KPU, Jakarta, Rabu (25/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Bacapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendafrtar ke KPU, Jakarta, Rabu (25/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Prabowo-Gibran siap berlaga di Pilpres 2024 menantang dua pasangan calon (paslon) lainnya. Paslon tersebut mendaftar ke KPU pada Rabu (25/10/2023). Gibran sang "Jokowi junior" final digandeng Prabowo. Kekuatan elektoral Jokowi dibaca jadi faktor pentingnya. Menteri Pertahanan itu ditaksir sedang berharap ceruk suara pendukung Presiden akan bergeser ke kubunya.

Namun yang perlu dicatat, pendukung Jokowi adalah termasuk mereka yang menjadi bagian PDI Perjuangan (PDIP). Padahal PDIP dan koalisi mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Seberapa efektif Gibran mendulang suara kala Wali Kota Surakarta itu harus berebut kue suara dengan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, wilayah yang dikenal sebagai "kandeng banteng" merujuk pada basis PDIP.

"Sebagai anak Jokowi, Gibran diharapkan bisa membawa kekuatan elektoral Jokowi sebelumnya. Hasil survei menunjukkan kepuasan pada kinerja Jokowi masih cukup tinggi. Saya punya survei tapi bukan yang terbaru itu bulan September yang lalu masih di atas 70% yang merasa puas dengan kinerja Pak Jokowi. Oleh karena itu Jokowi menjadi salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani pada saat dihubungi, Rabu (25/10/2023).

Namun dia mengatakan bahwa hal ini perlu kembali diukur karena belakangan muncul sentimen baru terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memuluskan Gibran maju. Hal ini masih menyisakan pro dan kontra. Selain soal MK, isu politik dinasti kata dia juga bisa memberikan sentimen buruk kepada Jokowi dan keluarganya.

Sementara dua faktor lainnya dipilih Gibran menurut Deni adalah soal pertimbangan segmen generasi muda. Pemilih muda yakni milenial hingga generasi Z di pemilu nanti bila digabungkan akan terakumulasi di atas 50%, menurut data KPU.