Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Beras Mahal & PHK Marak, Keyakinan Konsumen RI Turun

Ruisa Khoiriyah
09 October 2023 13:00

Pedagang berjualan melalui aplikasi live shopping di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (12/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang berjualan melalui aplikasi live shopping di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (12/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lonjakan harga pangan utama masyarakat Indonesia, yaitu beras, yang sampai saat ini belum terbendung di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja yang masih tinggi, ditambah pelemahan nilai tukar rupiah yang membebani perekonomian, kian mengikis tingkat keyakinan masyarakat ke level terendah sejak sembilan bulan terakhir.

Optimisme masyarakat RI terhadap kondisi perekonomian ke depan, juga keyakinan terhadap masa depan pendapatan serta ketersediaan lapangan kerja, kompak melemah pada September, menurut laporan Bank Indonesia yang dirilis hari ini (9/10/2023).

Dengan dampak El Nino terhadap pasokan pangan yang belum memuncak akan tetapi telah membakar harga beras ke level tertinggi 10 tahun, terpampang risiko lebih besar ke depan yang bisa semakin menggerus keyakinan masyarakat terhadap kondisi perekonomian domestik. 

Kini, ditambah keterpurukan nilai tukar rupiah yang terus tertekan ketidakpastian global dari Amerika Serikat ditambah krisis Jalur Gaza, mulai terbuka potensi kenaikan bunga acuan Bank Indonesia setelah terjeda sejak Februari.

Bila terjadi pengetatan lagi, daya beli masyarakat dicemaskan akan terus tergencet dengan inflasi inti bulan lalu sudah di level 2%, turun sembilan bulan berturut-turut. Bunga yang lebih mahal juga bisa semakin mengerem langkah korporasi melanjutkan ekspansi di tengah kelesuan permintaan global yang masih tebal. Imbas lebih lanjut, lapangan kerja semakin sulit bahkan angka PHK bisa kian besar.

Beras Mahal Kikis Daya Beli