Logo Bloomberg Technoz

Pemakaian Panas Bumi dalam Listrik RI Ditarget 5.500 MW pada 2030

Sultan Ibnu Affan
20 September 2023 14:20

Sumur bor produksi KMJ 56 yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy di Garut, Rabu (17/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Sumur bor produksi KMJ 56 yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy di Garut, Rabu (17/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia menargetkan utilisasi energi panas bumi dalam kelistrikan dalam negeri menembus 5.500 megawatt (MW) pada 2030, setara dengan kontribusi sebesar 51,6% terhadap bauran energi hijau.

Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia Prijandanu Effendi mengatakan saat ini kapasitas terpasang geothermal di dalam negeri baru mencapai sekitar 2.780 MW. Namun, target tersebut dinaikkan sekitar dua kali lipat dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021—2030 yang disusun PT PLN (Persero).

“Ini berarti juga memberi tambahan 3.300 MW selama 10 tahun ke depan atau sekitar 450 MW per tahun. Target ini cukup ambisius, tetapi juga menunjukkan komitmen semua pihak, kerja keras, serta campur tangan pemerintah agar hambatan dan permasalahan di sektor ini dapat segera diselesaikan,” ujarnya di acara International Geothermal Convention and Exhibition Forum, Rabu (20/9/2023).

Salah satu hal yang perlu dibenahi agar utilisasi panas bumi dapat mencapai target RUPTL, kata Prijandanu, adalah kebijakan pentarifan listrik berbasis panas bumi yang harus sesuai dengan nilai keekonomian proyek dan tingkat risiko investasi jangka panjang.

Dari sisi hulu, dibutuhkan juga terobosan dan regulasi di bidang investasi panas bumi seperti melalui power wheeling atau penggunaan bersama jaringan transmisi agar listrik geothermal bisa langsung ditransfer dari sumbernya ke pelanggan.