Logo Bloomberg Technoz

Contoh lain, seperti iklan HSBC Holdings Plc yang dilarang di Inggris karena mempromosikan pembiayaan ramah lingkungan (green financing) tanpa menyebutkan pendanaannya untuk bahan bakar fosil. HSBC mengklaim bahwa rencana net-zero mereka sejalan dengan pedoman PBB.

Perlawanan regulasi terhadap jenis "penyesatan dengan cara penghilangan informasi" seperti ini diharapkan akan mendapatkan dukungan dalam beberapa tahun mendatang.

Sejauh ini, regulasi greenwashing hanya menggunakan pendekatan yang sempit. Akan tetapi taktik yang lebih proaktif akan diterapkan. Komisi Eropa telah mengusulkan undang-undang yang akan melarang penggunaan istilah tertentu jika tidak didukung oleh bukti.

Pengawasan terhadap greenwashing penting

Ilustrasi Greenwashing. (Sumber: Camilo Medina/Bloomberg)

Dalam survei baru-baru ini di Amerika Serikat (AS), 68% orang mengatakan mereka bersedia membayar lebih untuk produk ramah lingkungan. Itu berarti lebih banyak insentif bagi perusahaan untuk fokus pada kredensial lingkungan mereka, baik nyata maupun yang dibesar-besarkan, dalam kampanye pemasaran. Jika klaim yang meragukan semakin merajalela, konsumen mungkin akan menyimpulkan bahwa keberlanjutan tidak sepadan dengan usaha atau biaya yang dikeluarkan.

"Mereka bersedia membayar harga lebih tinggi karena perlindungan lingkungan," kata Gilly Wong, kepala eksekutif dari Consumer Council, sebuah kelompok pengawas. "Tetapi jika usaha dan uang yang mereka investasikan dalam hal itu tidak memberikan hasil, Anda akan melemahkan semangat mereka. Anda akan menghalangi mereka."

Selain itu, jika perusahaan dibiarkan membuat klaim yang menyesatkan, maka akan semakin lebih sulit untuk melacak kemajuan dalam mencapai tujuan iklim.

Hati-hati dengan jargon terkait iklim

Ilustrasi Greenwashing. (Sumber: Camilo Medina/Bloomberg)

Tahun ini, Komisi Eropa merilis daftar kata-kata yang populer digunakan untuk membantu mengidentifikasi greenwashing. Daftar tersebut mencakup frasa seperti "climate neutral" (netral iklim), "carbon neutral" (netral karbon), dan "CO2 compensated" (kompensasi CO2), yang sering menjadi indikasi bahwa sebuah perusahaan mengandalkan penyeimbangan karbon yang meragukan agar terdengar lebih baik.

Di Amerika Serikat, Panduan Ramah Lingkungan dari Komisi Perdagangan Federal (yang ditujukan untuk perusahaan dan pemasar) juga mengidentifikasi kata "eco-friendly" (ramah lingkungan) sebagai kata yang cenderung menyesatkan kecuali jika dipadukan dengan rincian tertentu.

Periksa klaim komparatif

Ilustrasi Greenwashing. (Sumber: Camilo Medina/Bloomberg)

Klaim komparatif dan superlatif seperti "menggunakan plastik 50% lebih sedikit!" atau "pilihan paling ramah lingkungan!" pantas dipertanyakan lebih lanjut. Lima puluh persen lebih sedikit dari apa atau sejak kapan? 

"Paling ramah lingkungan" seperti yang ditentukan oleh siapa dan bagaimana? Sejauh mana klaim-klaim ini diuji? Dan apakah mereka membandingkan produk modern dengan pendahulu yang sangat mencemari, yang ada sebelum peraturan lingkungan saat ini?

Pertanyaan mengenai material ajaib

Ilustrasi Greenwashing. (Sumber: Camilo Medina/Bloomberg)

Semakin banyak produk dan material kemasan yang digambarkan sebagai "dapat didaur ulang" atau "dapat dibuat kompos". Tetapi ada nuansa di balik kata-kata tersebut. Ada aturan daur ulang yang berbeda-beda berlaku untuk material yang berbeda pula.

Hal yang sama berlaku untuk kompos. Beberapa produk dapat terkompos di rumah, beberapa dapat diambil untuk program kota, dan beberapa perlu dikirimkan ke fasilitas khusus. Periksa label dengan cermat.

Waspadai frasa yang tidak jelas

Ilustrasi Greenwashing. (Sumber: Camilo Medina/Bloomberg)

Frasa-frasa yang tidak spesifik seperti "lakukan perubahan" atau "pilih yang lebih hijau" sebagian besar tidak memiliki makna. Demikian juga dengan logo dan sertifikasi yang diberikan oleh sebuah perusahaan kepada dirinya sendiri atau oleh kelompok industri kepada anggotanya tanpa audit eksternal atau metodologi publik. 

Bahkan warna produk dapat menyesatkan. Menghiasi iklan atau kemasan dengan gambar tanaman hijau dapat memberikan kesan yang salah bahwa suatu produk merupakan pilihan yang ramah lingkungan.

(bbn)

No more pages