Logo Bloomberg Technoz

Jalan Terjal Cak Imin Merebut Hati Warga NU

Ezra Sihite
06 September 2023 14:51

Ilustrasi Anies Baswedan dan Cak Imin (Infografis/Bloomberg Technoz)
Ilustrasi Anies Baswedan dan Cak Imin (Infografis/Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Muhaimin Iskandar 'Cak Imin' bakal calon wakil presiden bagi Anies Baswedan harus mendaki jalan terjal untuk merebut suara pemilih berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU). Sekalipun memiliki darah biru NU, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu tidak semudah membalikkan telapak tangan meraih dukungan dari kaum nahdliyin. Lanskap pemilih NU sebagaimana data Alvara Research merepresentasikan sedikitnya 59% pemilih muslim dan angka itu terdiversifikasi. Suara nahdliyin tak pernah berkumpul di satu pilihan politik tunggal.

Apalagi tak lama setelah deklarasi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) muncul sinyalemen-sinyalemen kontra narasi dari tokoh penting NU. Salah satunya dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. Dua hari setelah deklarasi Amin, Yaqut yang juga Ketua Umum PP GP Ansor menyinggung agar warga tak memilih calon presiden yang memecah-belah umat. Yaqut bahkan kemudian mengunggah foto tampak belakang bersama seorang pria yang diduga Menteri BUMN Erick Thohir lewat platform media sosial X. Erick yang juga anggota kehormatan Banser NU dan GP Ansor itu digadang-gadang sebagai bakal cawapres bagi Prabowo Subianto.

Perjuangan Cak Imin mengamankan suara kaum nahdliyin semakin berat karena Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta agar PBNU tak dibawa-bawa dalam kontestasi pilpres. Hal itu dia sampaikan usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresiden, Jakarta pada Senin malam (4/9/2023).

“Kalau ada capres yang mengatasnamakan NU tetapi bukan pengurus NU, itu tidak dibenarkan. Kalau ada pengurus NU kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik, politik praktis, langsung kita tegur,” ucap Gus Yahya.

Pengamat politik dan akademisi senior Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam membenarkan Muhaimin Iskandar harus bekerja ekstra keras untuk merebut mayoritas suara NU. Pekerjaan rumah itu akan semakin menggunung jika bakal capres lain pada akhirnya menggandeng cawapres yang berafiliasi dengan NU di Pilpres 2024.