Logo Bloomberg Technoz

Dituding Jadi Biang Polusi, PLTU di Sekitar Jakarta Punya Siapa?

Wike Dita Herlinda
05 September 2023 05:45

Permukiman dengan latar PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Permukiman dengan latar PLTU Suralaya di Merak, Cilegon, Banten, Rabu (30/8/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Perdebatan mengenai pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara sebagai biang keladi polusi udara di DKI Jakarta terus bergulir.

Sebagian kalangan masih menuding PLTU di sekitar Ibu Kota –khususnya untuk kawasan industri– perlu ditutup, sedangkan tidak sedikit yang menilai pembangkit batu bara tidak relevan jika disalahkan sebagai penyebab pemburukan kualitas udara.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun sudah menegaskan, sekalipun PLTU Suralaya –pembangkit berkapasitas jumbo di Cilegon, Banten yang terafiliasi dengan PT PLN (Persero)– ditutup, isu polusi udara di Jakarta tidak akan terselesaikan.

Penutupan PLTU tidak mengurangi polusi ternyata.

Menteri BUMN Erick Thohir

"Oke, [mungkin] PLTU sekarang disalahkan. Kita matikan Suralaya 1,2,3, dan 4. Namun, di data terakhir, [penutupan PLTU itu] tidak mengurangi polusi ternyata," ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, medio pekan lalu.

Bagaimanapun, dia tetap mendorong industri untuk menggunakan scrubber 'corong penampung' untuk mengurangi emisi PLTU batu bara.