Logo Bloomberg Technoz

Special Research

Ada Fenomena Brain Drain, Tenaga Ahli Pilih Hijrah ke Negara Lain

Ruisa Khoiriyah
31 July 2023 11:50

Ilustrasi industri cip semikonduktor. (dok Bloomberg)
Ilustrasi industri cip semikonduktor. (dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ribuan mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa dari pemerintah Singapura banyak yang akhirnya memutuskan menjadi warga negara di Negeri Merlion. Fenomena itu memberi tamparan bagi pemerintah yang masih menghadapi pekerjaan rumah besar memperbaiki kualitas lapangan kerja dan tengah target menjadi negara maju pada 2045.

Dalam sebuah acara di Jakarta beberapa waktu lalu, Dirjen Imigrasi Silmy Karim mengungkapkan, setidaknya ada 1.000 mahasiswa RI yang bersekolah di Singapura akhirnya menjadi permanent resident di Singapura setiap tahunnya. Ribuan bakat-bakat terbaik bangsa itu mendapat tawaran khusus dari pemerintah Singapura sehingga rela melepaskan status kewarganegaraan Merah Putih.

Kebanyakan adalah expert atau ahli di bidang yang digeluti.

Fenomena 'brain drain' yaitu ketika banyak tenaga ahli atau expert sebuah negara pergi ke negara lain dan menjadi aset negara tersebut sebagai warga negara tetap, bukan hal baru bagi Indonesia. Tahun 1960-an, fenomena itu pernah terjadi meski tidak banyak, juga pada dekade 1980-an ketika Indonesia banyak mengirim tenaga berbakat Indonesia bersekolah ke mancanegara dan tetap pulang, akan tetapi akhirnya memilih pergi lagi ke luar negeri karena ketiadaan posisi di Tanah Air yang sepadan dengan keahliannya.

Dengan semakin memburuknya kualitas lapangan kerja di Tanah Air, fenomena brain drain dicemaskan akan semakin membesar di tahun-tahun mendatang dan bisa menjegal mimpi Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Ketiadaan lapangan kerja yang memadai bagi bakat-bakat terbaik dan tenaga ahli, akan semakin memberi alasan bagi Gen Z yang kini mendominasi pasar tenaga kerja baru, untuk berburu posisi ke luar negeri.