Logo Bloomberg Technoz

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, dengan tingkat inflasi Jepang yang sudah bertahan di atas target inflasi 2% Bank of Japan (BoJ) selama 15 bulan berturut-turut, investor berspekulasi BoJ dapat segera mengakhiri kebijakan pengendalian kurva imbal hasil atau Yield Curve Control (YCC) yang kontroversial.

“Namun, gubernur BOJ Kazuo Ueda baru-baru ini memberi sinyal bahwa kebijakan moneter BoJ yang super longgar akan dipertahankan hingga inflasi yang selama ini didorong oleh lonjakan harga (Cost-Push Inflation) berubah menjadi inflasi yang didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan pertumbuhan upah (Demand-Pull Inflation),” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Bergeser ke belahan negara lain, penjualan ritel Inggris secara tak terduga naik pada Juni menjadi 0,7% mtm, menyoroti ketahanan belanja konsumen meskipun inflasi masih tinggi. Menyusul ekspansif 0,1% pada Mei, dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,2% mtm. Ini adalah bulan ketiga secara berturut-turut pertumbuhan dalam perdagangan ritel Inggris.

Sentimen selanjutnya, pada Rabu pekan ini Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan merilis kebijakan lanjutan suku bunga acuan, dengan Gubernur Jerome Powell akan memberikan petunjuk apakah para investor benar dalam perkiraan mereka bahwa kenaikan sebesar seperempat poin akan menjadi yang terakhir. 

“Kekhawatiran utama bagi para investor pada semester II-2023 adalah The Fed. Jika terjadi kenaikan daripada yang diperkirakan Wall Street sebelumnya, maka akan buruk bagi saham-saham teknologi dan growth-stock lainnya. Valuasi harus turun” kata Eric Diton, Presiden Wealth Alliance, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Sementara itu, data Philadelphia Fed Manufacturing Index turun tipis menjadi -13,5 pada Juli dari sebelumnya pada level -13,7 dan lebih rendah dari estimasi -10. Hal ini mengindikasikan penurunan aktivitas sektor manufaktur secara umum di kota utama Philadelphia.

Data Existing Home Sale juga mencerminkan kontraksi tengah terjadi, di mana jumlah penjualan rumah yang sebelumnya sudah pernah dihuni atau dimiliki menyusut 3,3% mtm pada Juni menjadi 4,16 juta unit, terendah dalam lima bulan terakhir.

Dari dalam negeri, Asian Development Bank (ADB) mempertahankan proyeksi pertumbuhan Indonesia pada 2023 sebesar 4,8%. Bersamaan dengan hal tersebut, ADB memperkirakan tingkat rata-rata inflasi tahun ini akan mencapai 3,8%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 4,2% setelah inflasi utama terus turun dari puncaknya 6%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG kembali ditutup menguat 0,24% ke 6.880 dan masih mampu ditutup di atas MA-200, penguatan IHSG pun masih disertai dengan munculnya volume pembelian.

“Pada skenario terbaiknya, posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave iii dari wave (a) dari wave [iii], sehingga IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 6.954-7.013 terlebih jika mampu break area resistance terdekatnya di 6.931,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (24/7/2023).

Herditya juga memberikan catatan, waspadai akan koreksi yang lebih dalam pada IHSG yang akan menguji 6.740-6.794 untuk membentuk wave iv dari wave (i) dari wave [iii].

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, CPIN, ISAT, LSIP, dan RALS.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Jumat pekan kemarin IHSG menguat 0,24% ke 6.880, dengan investor asing mencatatkan net sell sejumlah Rp181 miliar pada reguler market.

Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam tren sideways pada hari ini, dengan resistance 6.898–6.950 dan support 6.830–6.770. Dengan saham rekomendasinya ialah EXCL, MEDC, ADRO, MYOR, ACES, dan MAPA.

(fad/evs)

No more pages