Logo Bloomberg Technoz

Tether, yang pada Februari 2021 mencapai kesepakatan dengan kantor Kejaksaan Tinggi New York atas tuduhan berbohong tentang cadangannya dan menyembunyikan kerugian, menyerahkan dokumen surat, rekening bank, kepemilikan cadangan, dan alamat dompet digital melalui firma hukum Steptoe.

Dokumen-dokumen tersebut, yang mencantumkan aset Tether per 31 Maret 2021 dan diserahkan kepada NY AG, juga merinci prosedur untuk mendeteksi pencucian uang. NY AG merilis dokumen itu sebagai tanggapan atas permintaan kebebasan informasi dari Bloomberg News, menyusul permintaan sebelumnya dari media kripto CoinDesk.

"Tether berada dalam posisi yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan 2 tahun yang lalu," kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog pada hari Jumat. "Ini menunjukkan cadangan perusahaan sangat likuid pada periode sulit 2020-2022, berkualitas tinggi dan siap tersedia guna mendukung berbagai jenis penebusan."

Tether mengatakan pada bulan Juli tahun lalu bahwa mereka tidak memiliki surat berharga China pada saat itu. Mereka juga mengatakan bahwa total kepemilikan surat berharga komersialnya telah turun menjadi US$3,7 miliar, dan mereka berencana mengurangi posisinya menjadi nol dalam beberapa bulan.

Menurut dokumen yang dirilis oleh NY AG, Tether pernah memiliki surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan besar milik negara China termasuk Industrial & Commercial Bank of China Ltd, China Construction Bank Corp dan Agricultural Bank of China Ltd. Sayangnya dokumen itu tidak mencantumkan kapan Tether memegang surat berharga itu. Sekuritas tersebut jatuh tempo pada tahun 2020 atau 2021.

Tether juga memiliki surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan mulai dari Deutsche Bank AG hingga Barclays Bank Plc dan ArcelorMittal SA, menurut dokumen tersebut.

Kripto Tether (Bloomberg)

Tether adalah kripto yang menjanjikan satu tokennya setara dengan satu dolar AS. Untuk mempertahankan nilai tukar ini mereka biasanya membentuk cadangan berupa uang tunai atau surat berharga yang diterbitkan oleh korporasi hingga negara. USDC merupakan stablecoin terbesar di industri kripto.

Melawan Rumor

Dokumen yang merinci hubungan perbankan, pinjaman, dan investasi Tether yang dilakukan melalui aset cadangan pada akhir Maret 2021 juga menunjukkan bahwa penerbit USDT telah memberikan pinjaman yang signifikan kepada pihak ketiga, dan menyoroti akun yang disimpan di beberapa bank Bahama.

Pada musim panas 2022 yang penuh gejolak, ketika pasar kripto mengalami keruntuhan setelah runtuhnya algoritme stablecoin TerraUSD, Tether sekali lagi harus melawan spekulasi tentang cadangannya.

Pada pertengahan Juni tahun itu, ketika perusahaan-perusahaan kripto termasuk Celsius mengalami kegagalan, Tether mengeluarkan postingan blog yang membantah rumor bahwa 85% cadangan perusahaan berupa surat berharga komersial China atau asing dan diperdagangkan dengan diskon 30%. Postingan blog tersebut lebih lanjut mengatakan bahwa "posisi Celsius telah dilikuidasi tanpa ada kerugian bagi Tether."

Di bawah ini adalah beberapa fakta kunci tentang Tether yang diuraikan dalam dokumen:

Bank

Menurut dokumen tersebut, Tether memiliki rekening di Deltec Bank & Trust, Ansbacher (Bahama) Limited, Capital Union Bank, dan Far Eastern International Bank untuk aset yang mendukung USDT per 31 Maret 2021. Dokumen-dokumen tersebut termasuk laporan portofolio untuk beberapa akun.

Kripto Tether (Gabby Jones/Bloomberg)

Tether juga memiliki aset cadangan dalam bentuk uang di Bradbury Investment serta Metis GY Harvesting Fund. Selain itu, perusahaan memiliki dolar AS dan Bitcoin yang disimpan di Bitfinex, bursa pertukaran kripto yang berafiliasi dengannya. Tether juga memiliki cadangan senilai lebih dari US$ 2 miliar dalam bentuk penyimpanan emas per 31 Maret 2021.

Untuk rekening operasional perusahaan, Bitfinex dan Tether menggunakan Deltec dan Far Eastern International Bank. Baik Bitfinex maupun Tether tidak menggunakan dana cadangan untuk tujuan operasional, tulis pengacara Tether. Hanya dua orang di Tether - kepala keuangan dan kepala investasi - yang memiliki wewenang untuk memindahkan keuntungan dari akun cadangan ke akun operasional, tulis pengacara tersebut.

Pinjaman

Tether memberikan pinjaman dalam USDT kepada pihak ketiga. Program pinjamannya mencapai US$ 5,1 miliar dan memiliki kurang dari 30 peminjam pada 31 Maret 2021, menurut dokumen yang dipublikasikan itu. Pinjaman tersebut dijamin dengan agunan dalam bentuk aset digital, seperti Bitcoin atau Ether, atau sekuritas.

Pinjaman Tether cukup besar di industri kripto. Sebagai perbandingan, Genesis Global Capital, yang saat itu merupakan salah satu pemberi pinjaman terbesar aset digital, melaporkan total pinjaman aktif sebesar US$ 9 miliar pada Maret 2021.

Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa Tether memberikan pinjaman kepada Bitfinex, yang telah melunasi seluruh pokok pinjamannya pada 13 Januari 2021. Bitfinex meminjam lebih dari US$ 600 juta dari Tether pada tahun 2018, sebuah transaksi yang dipublikasikan pada tahun 2019 ketika NY AG menuduh bursa penukaran itu kehilangan US$ 850 juta dana pelanggan kepada perusahaan pemroses pembayaran Crypto Capital Corp.

- Dengan bantuan dari Anna Irrera, Sidhartha Shukla dan Dave Liedtka.

(bbn)

No more pages