Logo Bloomberg Technoz

Baru Hari Pertama Bekerja, Presiden Bank Dunia Langsung Didemo

News
03 June 2023 13:32

Aktivis mengenakan topeng mirip Presiden Bank Dunia, Ajay Banga di kantor pusat Bank Dunia, Washington, AS, Jumat (2/5/2023) (Nathan Howard/Bloomberg)

Aktivis mengenakan topeng mirip Presiden Bank Dunia, Ajay Banga di kantor pusat Bank Dunia, Washington, AS, Jumat (2/5/2023) (Nathan Howard/Bloomberg)

Mereka berdemo menyambut kedatangan presiden baru bank dunia tersebut, Ajay Banga dihari pertamanya kerja. (Nathan Howard/Bloomberg)

Mereka berdemo menyambut kedatangan presiden baru bank dunia tersebut, Ajay Banga dihari pertamanya kerja. (Nathan Howard/Bloomberg)

Para aktivis lingkungan tersebut menyerahkan tuntutan

Para aktivis lingkungan tersebut menyerahkan tuntutan "100 Hari Pertama" kepada staf Bank Dunia. (Nathan Howard/Bloomberg)

Mereka meminta Banga harus memprioritaskan empat tujuan utama salah satunya menghentikan pendanaan bahan bakar fosil. (Nathan Howard/Bloomberg)

Mereka meminta Banga harus memprioritaskan empat tujuan utama salah satunya menghentikan pendanaan bahan bakar fosil. (Nathan Howard/Bloomberg)

Dalam laporannya Big Shift Global, Bank Dunia telah secara langsung mendanai produksi bahan bakar fosil. (Nathan Howard/Bloomberg)

Dalam laporannya Big Shift Global, Bank Dunia telah secara langsung mendanai produksi bahan bakar fosil. (Nathan Howard/Bloomberg)

Mereka menganggap bank dunia telah melanggar janji pada tahun 2017 untuk menghentikan dukungan terhadap proyek migas. (Nathan Howard/Bloomberg)

Mereka menganggap bank dunia telah melanggar janji pada tahun 2017 untuk menghentikan dukungan terhadap proyek migas. (Nathan Howard/Bloomberg)

Pedemo mendesak Banga untuk melakukan pembebasan utang dan memberikan subsidi untuk reformasi hijau. (Nathan Howard/Bloomberg)

Pedemo mendesak Banga untuk melakukan pembebasan utang dan memberikan subsidi untuk reformasi hijau. (Nathan Howard/Bloomberg)

Aktivis mengenakan topeng mirip Presiden Bank Dunia, Ajay Banga di kantor pusat Bank Dunia, Washington, AS, Jumat (2/5/2023) (Nathan Howard/Bloomberg)
Mereka berdemo menyambut kedatangan presiden baru bank dunia tersebut, Ajay Banga dihari pertamanya kerja. (Nathan Howard/Bloomberg)
Para aktivis lingkungan tersebut menyerahkan tuntutan
Mereka meminta Banga harus memprioritaskan empat tujuan utama salah satunya menghentikan pendanaan bahan bakar fosil. (Nathan Howard/Bloomberg)
Dalam laporannya Big Shift Global, Bank Dunia telah secara langsung mendanai produksi bahan bakar fosil. (Nathan Howard/Bloomberg)
Mereka menganggap bank dunia telah melanggar janji pada tahun 2017 untuk menghentikan dukungan terhadap proyek migas. (Nathan Howard/Bloomberg)
Pedemo mendesak Banga untuk melakukan pembebasan utang dan memberikan subsidi untuk reformasi hijau. (Nathan Howard/Bloomberg)

Bloomberg Technoz,  Aktivis perubahan iklim menggelar demonstrasi alias demo di luar markas Bank Dunia di Washington, D.C. pada hari Jumat. Mereka menyambut kedatangan presiden baru bank dunia tersebut, Ajay Banga, dan meminta Banga segera memulai transisi global yang adil.

Kelompok aktivis dari Glasgow Actions Team, Global Citizen, Friends of the Earth, and Big Shift Global menyerahkan tuntutan "100 Hari Pertama" kepada staf Bank Dunia. Mereka berargumen bahwa Banga harus memprioritaskan empat tujuan utama: menghentikan pendanaan bahan bakar fosil, meningkatkan pendanaan energi bersih, membatalkan utang negara-negara miskin yang menghadapi krisis, dan menyelaraskan kebijakan bank dengan tujuan kesepakatan Paris untuk membatasi pemanasan global menjadi 1,5°C.

Dalam laporan terbaru, Big Shift Global menunjukkan bahwa Bank Dunia telah secara langsung mendanai produksi bahan bakar fosil dengan total setidaknya $14,8 miliar sejak penandatanganan Kesepakatan Paris pada tahun 2015. Hal ini melanggar janji bank dunia pada tahun 2017 untuk menghentikan dukungan terhadap proyek minyak dan gas dalam waktu dua tahun.

Global Citizen mencatat bahwa negara-negara miskin yang berada di garis depan bencana sosio-ekologis yang meningkat "tidak dapat mengatasi perubahan iklim ketika mereka terjerat dalam utang". Mereka mendesak Banga untuk melakukan pembebasan utang dan memberikan subsidi untuk reformasi hijau dalam ekonomi global.

(bbn)