Pelamar Serbu Bursa Kerja Kala Pengangguran Meningkat
Andrean Kristianto
19 May 2025 18:34
Bloomberg Technoz, Jakarta - Laporan ketenagakerjaan termutakhir per Februari 2025, yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik, menyuguhkan data bahwa pengangguran di Indonesia didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Pada saat yang sama, terjadi kenaikan tren pengangguran pada lulusan perguruan tinggi. Dua hal itu melontarkan sinyal yang mengkhawatirkan tentang makin sulitnya ketersediaan lapangan kerja yang mampu menyerap lulusan pendidikan tinggi, serta dugaan ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan industri sehingga lulusan menengah atas juga kesulitan terserap di pasar kerja.
Baca Juga
Data yang diumumkan oleh BPS mengungkap, per Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 4,76% yang menjadi rasio terendah setelah masa pandemi. Namun, dari sisi jumlah, persentase itu setara dengan 7,28 juta orang pengangguran saat ini, lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Dari jumlah itu, lulusan SMA menyumbang porsi pengangguran terbesar yaitu hingga 28,01%, lalu tamatan SMK sebanyak 22,37%, disusul lulusan SD atau lebih rendah sebanyak 17,09%, kemudian tamatan SMP menyumbang pengangguran 16,20%. Disusul oleh pengangguran tamatan diploma IV hingga S-3 sebanyak 13,89%, juga lulusan diploma I-III mencapai 2,44%.
Namun, bila melihat tingkat pengangguran berdasarkan pendidikan tertinggi, tamatan SMA dan SMK mencatat angka terendah dalam tiga tahun terakhir, menjadi masing-masing sebesar 6,35% dan 8%, dibanding 2023 yang mencapai 7,69% dan 9,60%.
Hal itu berkebalikan dengan tren tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi yang terus meningkat secara konsisten dalam empat tahun terakhir. Per Februari 2025, tingkat pengangguran lulusan universitas menyentuh level tertinggi sejak 2021, di angka 6,23%.
Proporsi jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi (diploma IV, S1 hingga S3), juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada Februari 2023, 'sumbangan' terhadap jumlah penganggur mencapai 9,43%, lalu pada Februari 2024 persentasenya naik jadi 12,21% hingga terakhir menjadi yang tertinggi tiga tahun ini yaitu 13,89%. Angka itu setara dengan 1,01 juta lulusan sarjana yang masih menganggur.
(dre/ain)