Selain itu, hingga pukul 22.45 WIB tercatat tujuh kali gempa vulkanik dangkal (VB), 14 kali gempa vulkanik dalam (VA), 1 kali gempa tektonik lokal, dan 1 kali gempa tektonik jauh.
Potensi bahaya yang perlu diwaspadai antara lain, erupsi yang dipicu gempa tektonik di sekitar gunung serta erupsi freatik, yaitu letusan uap/gas tanpa keluarnya magma yang kadang terjadi tanpa peningkatan kegempaan yang signifikan.
“Ancaman lain adalah hembusan gas vulkanik di sekitar tembusan solfatara dan fumarol; jika konsentrasi gas terhirup melebihi ambang aman, dapat membahayakan kesehatan,” tambahnya.
Lana Saria mengimbau warga dan pengunjung agar tidak mendekati kawah dalam radius 4 kilometer dan menghindari area fumarol atau solfatara terutama saat cuaca mendung atau hujan, karena kondisi tersebut dapat meningkatkan bahaya paparan gas.
“Tingkat aktivitas Gunung Bur Ni Telong akan segera ditinjau kembali apabila terdapat perubahan visual maupun kegempaan yang signifikan,” tutupnya.
(ell)



























