Taiwan mengecam latihan militer terbaru China. "Langkah China ini tidak hanya secara kasar mengganggu status quo keamanan dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik, tetapi juga tantangan terang-terangan terhadap hukum dan tatanan internasional," jelas Karen Kuo, juru bicara Kantor Kepresidenan di Taipei, dalam pernyataannya.
Kementerian Pertahanan di Taipei juga mengkritik China atas "tindakan provokatif yang tidak rasional," seraya menambahkan bahwa mereka telah mengerahkan pasukan untuk melakukan "latihan kesiapan tempur."
Menyoroti bagaimana investor cenderung mengabaikan aktivitas militer semacam ini, indeks acuan Taiwan Taiex naik 0,6% menjadi 28.733, rekor tertinggi. Dolar Taiwan sedikit menguat menjadi 31,43 terhadap dolar AS.
China murka terhadap persetujuan AS awal bulan ini atas paket penjualan senjata ke Taiwan senilai hingga US$11 miliar, dan berjanji akan "mengambil langkah-langkah efektif dan tegas untuk melindungi kedaulatan nasional." Pada Jumat, China mengumumkan sanksi simbolis terhadap 20 perusahaan pertahanan AS dan 10 eksekutif.
Ini adalah latihan militer besar pertama PLA di lepas pantai Taiwan sejak April, ketika mereka mengadakan latihan selama dua hari untuk menguji kemampuan blokade. Manuver tersebut juga melibatkan simulasi serangan terhadap target-target seperti pelabuhan dan fasilitas energi.
Beijing telah meningkatkan intimidasi militer terhadap negara demokrasi dengan populasi 23 juta jiwa tersebut sejak Presiden Taiwan Lai Ching-te menjabat pada Mei 2024.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan harus dibawa kembali ke bawah kendalinya, jika perlu dengan paksa—sikap yang ditolak dengan tegas oleh Taipei.
(bbn)

































