RSPP dan NalaGenetics Hadirkan Klinik Genomik Terintegrasi

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) di bawah naungan Indonesia Healthcare Corporation (IHC) bersama NalaGenetics resmi menghadirkan Klinik Genomik IHC RSPP.
Klinik ini berlokasi di Gedung Graha RSPP Lantai 11 dan menjadi langkah strategis dalam memperkuat pemanfaatan layanan kesehatan presisi di Indonesia, khususnya di lingkungan rumah sakit rujukan nasional.
Klinik Genomik IHC RSPP dirancang sebagai layanan terpadu yang mengintegrasikan pemeriksaan genomik, konsultasi klinis, hingga upaya pencegahan penyakit berbasis data genetik. Dengan sistem terintegrasi ini, pasien dapat memperoleh asesmen kesehatan yang lebih komprehensif dan berbasis risiko individual, bukan hanya pada gejala yang muncul di permukaan.
Peresmian klinik ini hadir di tengah meningkatnya beban penyakit tidak menular di Indonesia. Penyakit jantung, kanker, serta gangguan metabolik masih menjadi tantangan utama sistem kesehatan nasional. Data nasional menunjukkan prevalensi penyakit jantung mencapai 1,5 persen dari total populasi, sementara kanker payudara mencatat lebih dari 66.271 kasus baru setiap tahun dengan tingkat keterlambatan deteksi dini melampaui 70 persen.
Tingginya angka tersebut memperlihatkan bahwa pendekatan medis konvensional perlu dilengkapi dengan strategi pencegahan yang lebih personal. Berbagai studi ilmiah telah membuktikan bahwa banyak penyakit tidak menular memiliki komponen risiko genetik yang signifikan. Oleh karena itu, layanan berbasis genomik dinilai mampu membantu deteksi dini dan pengambilan keputusan klinis yang lebih tepat.
Di tingkat global, layanan genomik telah menjadi bagian penting dalam sistem kesehatan modern. Negara seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris telah memanfaatkan genomik untuk skrining kanker, pemilihan terapi presisi, hingga pencegahan penyakit berbasis populasi. Namun di Indonesia, adopsi layanan genomik terintegrasi secara klinis masih tergolong terbatas.
Hingga saat ini, jumlah rumah sakit rujukan nasional yang memiliki layanan genomik terintegrasi secara klinis tercatat kurang dari lima rumah sakit. Kondisi ini menjadikan kehadiran Klinik Genomik IHC RSPP sebagai tonggak penting dalam pengembangan layanan kesehatan berbasis teknologi presisi di Tanah Air.
Kehadiran klinik ini juga sejalan dengan agenda Transformasi Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan. Agenda tersebut menekankan penguatan data kesehatan, peningkatan mutu pengambilan keputusan klinis, serta pemanfaatan teknologi presisi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
“Klinik ini dibangun dari kebutuhan di lapangan. Dalam banyak kasus, pasien datang dengan satu keluhan spesifik, namun setelah melalui konsultasi genetik justru ditemukan risiko lain yang lebih besar seperti penyakit jantung atau riwayat kanker dalam keluarga. Tanpa layanan yang terintegrasi, proses seperti ini sering kali terfragmentasi. Melalui klinik ini, asesmen dapat dilakukan secara lebih menyeluruh dan terarah,” ujar Levana Sani, CEO NalaGenetics.
Sebagai rumah sakit rujukan nasional, RSPP memiliki posisi strategis dalam mengintegrasikan inovasi klinis ke dalam praktik medis lintas spesialisasi. Layanan genomik di RSPP dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang, mulai dari onkologi, kardiologi, psikiatri, gizi klinik, penyakit dalam, pediatri, hingga kulit dan kelamin.
Pengalaman klinis yang disampaikan dalam sesi peresmian turut menggambarkan manfaat nyata layanan genomik. dr. Endah Ronawulan SpKJ, psikiater RSPP, membagikan kasus pasien yang sebelumnya menjalani proses trial and error dalam pemilihan obat psikiatri. Setelah dilakukan pemeriksaan farmakogenomik, pasien tersebut menemukan terapi yang lebih sesuai dengan profil genetiknya dan menunjukkan respons medis yang jauh lebih baik.
Kasus tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan data genetik dapat meningkatkan efektivitas dan keamanan pengobatan. Selain membantu menentukan terapi yang paling sesuai, pendekatan ini juga berpotensi menekan risiko efek samping obat yang tidak diinginkan, sekaligus mempercepat proses pemulihan pasien.
“Pemeriksaan genetik dalam beberapa tahun terakhir semakin dikenal luas. Kita memahami bahwa respons terhadap pengobatan, pola hidup, dan risiko penyakit sangat dipengaruhi oleh variasi genetik setiap individu. Ini menjadi peluang untuk menghadirkan layanan yang benar benar berbasis kebutuhan pasien dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan klinis,” ujar dr. Henny Veirawati, Direktur RSPP.
Klinik Genomik IHC RSPP merupakan kolaborasi klinik genomik terintegrasi pertama NalaGenetics di lingkungan rumah sakit rujukan nasional. Sebelumnya, NalaGenetics telah bekerja sama dengan sejumlah fasilitas kesehatan dalam penyediaan layanan tes genetik di Indonesia.
Hingga akhir 2025, jumlah pasien yang telah menjalani pemeriksaan genomik melalui layanan NalaGenetics tercatat lebih dari 2.000 pasien. Mayoritas pasien berasal dari kategori penyakit jantung, onkologi, dan gangguan metabolik, yang selama ini menjadi kontributor utama beban kesehatan nasional.
Dari sisi operasional, layanan ini diharapkan memperkuat proses pengambilan keputusan klinis di RSPP. Dalam tahap awal, layanan genomik direncanakan dimanfaatkan oleh tujuh unit spesialisasi klinis, dengan para dokter yang telah mengikuti pelatihan interpretasi hasil genomik secara khusus.
Target pemanfaatan layanan ini mencapai 360 pasien per tahun. Selain itu, hasil pemeriksaan genomik juga direncanakan terintegrasi dengan sistem rekam medis rumah sakit guna mendukung kesinambungan perawatan dan pemantauan jangka panjang pasien.
“Kami melihat kolaborasi dengan Pertamedika IHC sebagai langkah strategis untuk memperluas akses terhadap layanan kesehatan berbasis teknologi dan personalisasi. Setelah rencana klinik ini diperkenalkan, banyak rumah sakit lain mulai menjadikan RSPP sebagai contoh institusi yang lebih siap menghadapi perubahan pola layanan kesehatan di masa depan,” tutup Levana Sani.
Pemanfaatan layanan di Klinik Genomik IHC RSPP dilakukan melalui mekanisme rujukan dan konsultasi dokter di lingkungan RSPP. Dengan pendekatan ini, pemeriksaan genomik yang dilakukan diharapkan benar benar sesuai dengan kondisi medis serta kebutuhan klinis masing masing pasien, sekaligus mendorong transformasi layanan kesehatan yang lebih presisi dan berkelanjutan di Indonesia.



























