Logo Bloomberg Technoz

Pasar biji-bijian dan petani AS telah memantau pembelian kedelai dengan cermat di tengah ketidakpastian kesepakatan yang dicapai setelah Presiden Donald Trump dan Xi Jinping bertemu pada akhir Oktober.

China diminta untuk membeli setidaknya 12 juta ton biji-bijian tersebut. Negara Asia tersebut belum mengonfirmasi detail kesepakatannya dengan AS.

Pejabat AS juga memberikan tenggat waktu yang berbeda untuk pembelian tersebut, menambah kebingungan. AS awalnya mengatakan target akan tercapai akhir tahun, tetapi kemudian Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan pembelian akan selesai pada akhir Februari, saat impor China dari Brasil mulai meningkat secara musiman.

Kecepatan pembelian masih belum jelas. Secara resmi, Departemen Pertanian AS (USDA) melaporkan kurang dari 5 juta ton kedelai telah dijual ke China, tetapi totalnya diperkirakan jauh lebih tinggi. Penutupan pemerintah AS juga menunda data penjualan ekspor mingguan, sehingga sejumlah pembelian oleh China masih dirahasiakan.

Pada Kamis, USDA menyatakan 114.000 ton kedelai AS telah dijual ke tujuan yang tidak diketahui, menambah hampir 3 juta ton penjualan serupa yang sudah tercatat. Kargo yang dijual ke tujuan yang tidak diketahui dapat mengalami perubahan tujuan menjadi China pada saat dikirim.

Pada akhirnya, penjual di AS dan pembeli di China memperkirakan target akan tercapai, tetapi ketidakjelasan mengenai kapan tepatnya pasokan akan dikirim—ditambah dengan perkiraan panen Brasil akan memecahkan rekor dalam beberapa bulan mendatang—berarti harga tetap di bawah tekanan.

Harga kedelai merosot sejak mencapai puncaknya pada November. (Bloomberg)

Kontrak berjangka kedelai di Chicago amblas sekitar 9% dari puncaknya pada November, kehilangan sebagian besar reli yang dipicu oleh harapan akan dibukanya perdagangan dengan China. Harga turun pada Kamis, tergelincir hingga 0,6%.

"Tanpa kesepakatan formal, pasar khawatir bahwa kita memiliki terlalu banyak kedelai," kata analis No Bull Ag, Susan Stroud, melalui telepon.

Kedelai Brasil lebih murah daripada kedelai AS. Meski pembelian saat ini oleh perusahaan negara China dipengaruhi oleh perjanjian dagang, pembeli swasta mendapat insentif lebih sedikit untuk membayar kedelai AS lebih mahal. Curah hujan baru-baru ini di Brasil membantu meningkatkan hasil panen.

"Ini adalah perjuangan berat mulai Januari dan Februari ke depan," jelas Stroud. "Secara tradisional, kita tidak mendapatkan kembali pangsa pasar apa pun kecuali Brasil mengalami masalah cuaca."

Para petani dan pedagang mendambakan kembalinya perdagangan dengan China. Penolakan negara tersebut terhadap komoditas AS selama panen musim gugur menekan para petani dan memperburuk krisis keuangan pada saat kebangkrutan meningkat.

Pemerintahan Trump mengumumkan paket bantuan senilai US$12 miliar awal bulan ini, sebagian untuk membantu petani yang terdampak rezim tarifnya dan harga rendah.

(bbn)

No more pages