Logo Bloomberg Technoz

“Inflasi November yang lebih rendah dari perkiraan telah membekali kubu dovish di The Fed dengan amunisi yang kuat,” kata Seema Shah dari Principal Asset Management. “Distorsi data memang tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan, tetapi penurunan tajam inflasi tahunan membuat The Fed nyaris tak punya alasan untuk tidak merespons meningkatnya pengangguran.”

Gubernur Federal Reserve Bank of Chicago, Austan Goolsbee, menyebut laporan indeks harga konsumen (IHK) tersebut sebagai “kabar baik”, namun mengatakan ia masih ingin melihat lebih banyak data yang menunjukkan inflasi benar-benar bergerak turun.

Akibat penutupan pemerintahan, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (Bureau of Labor Statistics) tidak dapat mengumpulkan data harga sepanjang Oktober dan baru mulai melakukan pengambilan sampel lebih lambat dari biasanya pada November. Bagi para pembuat kebijakan, makna dari data IHK terbaru ini sangat bergantung pada seberapa skeptis mereka terhadap tingkat akurasinya, ujar Jim Baird dari Plante Moran Financial Advisors.

“Secara sekilas, kabar mengenai inflasi ini memang positif dan bisa membantu membuka jalan bagi pelonggaran kebijakan moneter The Fed lebih lanjut. Namun, cukup banyak pertanyaan yang akan muncul sehingga pemangkasan suku bunga pada Januari belum bisa dianggap pasti,” katanya.

Untuk keputusan kebijakan berikutnya pada Januari, pasar swap hanya mengindikasikan peluang sekitar 20% untuk pemangkasan suku bunga. Pemangkasan penuh baru sepenuhnya diperhitungkan pada pertengahan 2026. Para pelaku pasar juga tetap pada pandangan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali tahun depan.

Isu geopolitik tetap menjadi perhatian. Rencana penjualan senjata senilai US$11 miliar dari AS ke Taiwan memicu respons keras dari China. Sementara itu, ketegangan dengan Venezuela dan Rusia turut menopang harga minyak.

Nilai tukar yen relatif stabil pada awal perdagangan Jumat di kisaran 155 per dolar AS, menjelang keputusan suku bunga Bank of Japan. Bank sentral Jepang diperkirakan akan menaikkan biaya pinjaman ke level tertinggi dalam tiga dekade.

Di kawasan Asia lainnya, perhatian pelaku pasar tertuju pada data perdagangan Malaysia, investasi asing langsung di China, serta kredit sektor swasta di Australia.

Pada Kamis, rangkaian keputusan kebijakan moneter global yang padat membuat obligasi Jerman dan Inggris berkinerja lebih buruk dibandingkan obligasi AS, setelah Bank Sentral Eropa dan Bank of England memberikan sinyal yang cenderung hawkish terkait arah suku bunga mereka.

Sinyal positif di pasar saham dan obligasi tidak mampu mengangkat pasar kripto. Bitcoin diperdagangkan di sekitar US$85.000, sedikit di atas level terendah dua pekan yang disentuh pada sesi Kamis. Emas dan perak juga terkoreksi pada Kamis setelah mencatat kenaikan pada sesi sebelumnya.

(bbn)

No more pages