Logo Bloomberg Technoz

Presiden Donald Trump mendorong investasi asing untuk memperkuat lapangan kerja dan sektor industri, termasuk komitmen dari negara-negara Teluk seperti Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi.

Trump juga mewajibkan Nippon Steel Corp. asal Jepang untuk mengeluarkan belanja miliaran dolar guna mengamankan akuisisi United States Steel Corp.

Pabrik EGA tersebut diperkirakan membutuhkan investasi modal sekitar US$5 miliar hingga US$6 miliar dan akan memproduksi sekitar 750.000 ton aluminium primer per tahun, menurut dokumen investor.

Proyek ini secara internal dikenal dengan nama “EGA Inola,” ujar salah satu sumber. EGA mengumumkan niatnya membangun pabrik tersebut pada Mei lalu, sebagai bagian dari komitmen investasi yang lebih luas oleh UEA.

Harga aluminium melonjak tahun ini setelah Trump menaikkan tarif impor, dengan alasan ingin mengurangi ketergantungan AS pada pasokan luar negeri.

Namun, kebijakan tarif tersebut justru mengacaukan pasar domestik, mengganggu rantai pasok logam terintegrasi di Amerika Utara, serta mendorong kenaikan biaya bagi konsumen.

Upaya EGA mencari mitra ekuitas juga berlangsung di tengah makin ketatnya persaingan mendapatkan pasokan listrik di AS, seiring ledakan pembangunan pusat data yang membutuhkan konsumsi energi sangat besar untuk menjalankan kecerdasan buatan.

Biaya listrik menyumbang lebih dari separuh biaya produksi aluminium. EGA menyatakan bahwa pembangunan pabrik di Oklahoma bergantung pada keberhasilan memperoleh perjanjian pasokan listrik jangka panjang yang kompetitif.

Konstruksi direncanakan dimulai pada akhir 2026, dengan produksi logam perdana diperkirakan berlangsung menjelang akhir dekade ini, menurut dokumen investor.

Jika terealisasi, smelter di Oklahoma akan membantu mengurangi ketergantungan AS pada impor aluminium. Tahun lalu, AS bergantung pada impor untuk sekitar setengah dari konsumsi aluminiumnya, menurut data Survei Geologi Amerika Serikat.

(bbn)

No more pages