Janji Rosneft
Dia memastikan raksasa migas Rusia, PJSC Rosneft Oil Company, masih berkomitmen merampungkan FID di proyek Kilang Tuban.
Wiko juga tidak menampik terdapat investor dari negara lain yang menyatakan niatnya tertarik untuk berinvestasi di Kilang Tuban.
Akan tetapi, dia memastikan Indonesia akan memprioritaskan Rosneft di proyek tersebut sebab sudah terdapat perjanjian yang diteken.
“Masih dengan Rosneft itu. Perjanjian itu masih berjalan,” tegasnya.
Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman memastikan tetap mengoordinasikan perkembangan pengembangan proyek Kilang Tuban dengan Danantara.
Termasuk, mengoordinasikan minat investasi yang disampaikan sejumlah investor asal China.
Laode menyatakan kementeriannya rutin membahas perkembangan proyek sektor energi dengan Danantara, termasuk perkembangan Kilang Tuban.
“Jadi kalau kami saat ini kan sudah ada Danantara. Jadi untuk proses pengembangan infrastruktur apapun, kita berkoordinasi dulu sama Danantara,” kata Laode kepada awak media, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2025).
Bagaimanapun, dia mengatakan hingga saat ini FID Rosneft di Kilang Tuban masih ditargetkan rampung pada kuartal IV-2024 atau pada akhir tahun ini.
“Infonya begitu ya [ditarget bulan ini] nanti saya cek dahulu,” ucap dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membeberkan FID Rosneft di Kilang Tuban bakal diputuskan pertengahan bulan ini.
Bahlil menuturkan PT Pertamina (Persero) bersama dengan Rosneft Singapore Pte Ltd tengah berunding terkait dengan keputusan akhir megaproyek kilang tersebut.
“Rosneft lagi melakukan pembahasan dengan Pertamina. Nanti di pertengahan bulan ini baru ada keputusan,” kata Bahlil kepada awak media di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Adapun megaproyek kilang baru dengan nilai investasi sekitar US$20,7 miliar itu digarap PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).
Pertamina lewat anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), memegang 55% saham PRPP, sedangkan 45% saham lainnya dikuasai Rosneft Singapura.
Setelah tersendat beberapa tahun, FID Rosneft di proyek GRR tersebut semestinya ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025.
(azr/wdh)
































