Berdasarkan data Bloomberg, menghijau dan melesatnya IHSG tak lepas dari kenaikan sejumlah saham Big Caps, terutama saham BRPT, saham BUMI, dan juga saham MORA yang mendorong penuh IHSG keseluruhan.
Saham BRPT berhasil ditutup menguat 250 poin atau dengan kenaikan 7,14% ke level Rp3.750/saham dengan sebanyak 280 juta saham ditransaksikan dengan nilai Rp1 triliun.
Lebih potensial lagi, saham BUMI melesat 58 poin atau dengan penguatan mencapai 21,32% ke posisi Rp330/saham dengan 16 miliar saham diperjualbelikan mencapai senilai Rp5 triliun lebih.
Berikut 10 saham teratas lainnya yang mendorong IHSG di zona hijau:
- Barito Pacific (BRPT) menyumbang 14,9 poin
- Bumi Resources (BUMI) menyumbang 14,5 poin
- Mora Telematika Indonesia (MORA) menyumbang 13,73 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) menyumbang 5,46 poin
- Bumi Resources Minerals (BRMS) menyumbang 3,65 poin
- Elang Mahkota Teknologi (EMTK) menyumbang 2,88 poin
- XLSmart (EXCL) menyumbang 2,64 poin
- Astra International (ASII) menyumbang 2,12 poin
- Energi Mega Persada (ENRG) menyumbang 1,97 poin
- Merdeka Copper Gold (MDKA) menyumbang 1,91 poin
Adapun saham–saham unggulan LQ45 juga berhasil menjadi pendorong penguatan IHSG, saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menguat 3,68%, saham PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) mantap di zona hijau dengan melesat 2,22%, dan saham PT Indosat Tbk (ISAT) ditutup perdagangan hari ini menguat 2,08%.
Begitu juga dengan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang berhasil menguat 2,02%. Saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dengan melesat 1,85%. Dan saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) positif di zona hijau dengan kenaikan 1,69%.
Penguatan Terjadi Kala Menanti Rapat The Fed
Investor tengah menunggu keputusan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed).
Biarpun suku bunga acuan diprediksi akan dipangkas 25 basis poin, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mungkin saja memberikan sinyal jeda pada siklus pelonggaran kebijakan moneter untuk beberapa bulan ke depan.
“Investor juga mencerna rilis data yang memperlihatkan pasar tenaga kerja AS mulai membeku namun tidak runtuh,” papar Phillip Sekuritas Indonesia dalam riset terbarunya siang ini, Rabu.
Data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja (Job Openings) bertambah 12.000 pada Oktober menjadi 7,67 juta, meningkat dari 7,66 juta pada pencatatan September.
Sementara itu, jumlah orang yang secara sukarela berhenti dari pekerjaannya turun sebesar 187.000 menjadi 2,94 juta, terendah sejak bulan Agustus 2020, dari yang sebelumnya mencapai 3,13 juta pada September dan lebih rendah dari 3,22 juta setahun yang lalu.
Terlebih lagi, data ADP Employment Change memperlihatkan sektor privat AS menambah secara rata–rata 4.750 pekerja per minggu untuk periode empat minggu tertanggal 22 November setelah setelah selama tiga periode beruntun mencatatkan penurunan.
“Data ini dapat meyakinkan Federal Reserve bahwa ekonomi AS tidak membutuhkan banyak bantuan lagi dari penurunan suku bunga,” jelas Philip.
Dengan itu, secara teknikal, menyitir riset Phintraco Sekuritas, pembentukan histogram positif pada MACD cenderung menipis sementara Stochastic RSI berada pada pivot area.
“Sehingga Kami memperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam rentang level 8.650 – 8.720 pada perdagangan Sesi II Rabu,” analisis Phintraco.
(fad)

































