Logo Bloomberg Technoz

India merupakan eksportir beras terbesar di dunia — diperkirakan menjual sekitar 25 juta ton musim ini — dengan sebagian besar tujuan ekspor ke negara-negara Asia dan Afrika. Harga beras global tahun ini tertekan karena produksi masih mendekati rekor dan salah satu pembeli utama, Indonesia, berupaya membatasi impor.

AS sendiri mengekspor lebih banyak beras dibandingkan yang diimpornya, dengan impor terbesar tahun ini berasal dari Thailand, disusul India, menurut data Departemen Pertanian AS.

Kementerian Perdagangan dan Industri India belum memberikan komentar atas pernyataan tersebut.

Trump juga mengisyaratkan bahwa ia dapat menargetkan pupuk impor dari Kanada untuk mendukung produksi dalam negeri.

“Sebagian besar memang datang dari Kanada, dan kami akan menerapkan tarif yang sangat tinggi jika memang harus, karena itu cara untuk memperkuat produksi di sini,” ujar Trump. “Dan kita bisa melakukannya di sini. Kita semua bisa melakukannya di sini.”

Presiden AS itu menghadapi tekanan meningkat untuk mengatasi tingginya harga konsumen dan inflasi yang terus bertahan, kondisi yang memicu ketidakpuasan pemilih dan menjadi risiko politik bagi Partai Republik menjelang pemilu paruh waktu tahun depan. Termasuk keluhan dari para petani — basis pendukung Trump — yang justru kesulitan akibat faktor pasar dan kebijakan tarif pemerintahannya.

Pengenaan tarif pada pupuk impor yang selama ini dipasok dari luar negeri berpotensi memicu kekhawatiran baru di kalangan petani AS, yang dalam beberapa tahun terakhir menghadapi lonjakan biaya produksi. Kanada merupakan pemasok potash terbesar bagi AS.

Sejauh ini, impor dari Kanada belum banyak terdampak karena pengecualian tarif untuk barang yang tercakup dalam perjanjian perdagangan Amerika Utara (USMCA). Namun penambahan tarif baru akan memperberat kondisi yang sudah terhimpit oleh tingginya biaya fosfat — bahan baku lain yang juga banyak diimpor.

Baik potash maupun fosfat telah dimasukkan dalam daftar mineral kritis AS pada November lalu, sebuah langkah yang diharapkan petani dapat menjaga arus perdagangan global dan mendorong produksi domestik.

Baik Kanada maupun India telah berupaya menyepakati perjanjian dagang dengan AS untuk menstabilkan hubungan perdagangan, namun pembicaraan terus menemui jalan buntu. Pada Agustus lalu, Trump memberlakukan tarif 50% untuk barang-barang India sebagai hukuman atas hambatan dagang dan pembelian minyak Rusia oleh negara itu. Tim pejabat AS dijadwalkan mengunjungi India pekan ini untuk melanjutkan negosiasi, meski kesepakatan yang signifikan belum diharapkan.

Sebelumnya, Trump juga sempat mengancam menaikkan tarif untuk produk Kanada sebesar 10% sebagai respons terhadap sebuah iklan di Ontario yang mengkritik agenda dagangnya. Jika diterapkan, tarif tersebut akan meningkatkan bea masuk atas barang yang tidak tercakup USMCA menjadi 45%. Dalam beberapa hari terakhir, Trump bahkan menyebut kemungkinan membiarkan perjanjian trilateral itu berakhir.

(bbn)

No more pages