Aset Laman
Laman Mining memiliki konsesi tambang bauksit dengan luas mencapai 13.575 hektare (ha) di Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat.
Konsesi itu diberikan pemerintah dengan kontrak izin usaha pertambangan (IUP) yang berlaku sejak 2020 sampai Februari 2032.
Lewat IUP itu, Laman Mining disebut menguasai sekitar 200 juta ton cadangan bauksit, dengan kemungkinan eksplorasi lanjutan untuk menambah umur tambang.
Presiden Direktur Laman Mining Agustinus Tan membeberkan potensi cadangan bauksit di sekitar tambang Laman Mining relatif besar untuk dieksplorasi lebih lanjut.
“Di belakang kami kan potensi abundance tambang-tambang yang belum digarap begitu besar,” kata Agustinus kepada Bloomberg Technoz.
Perusahaan yang dikendalikan PT Supreme Global Investment itu belakangan juga berencana untuk membangun pabrik alumina dengan kapasitas produksi sekitar 2,4 juta ton per tahun.
Adapun, kapasitas bahan baku atau input bauksit yang bisa diolah mencapai 7,9 juta ton setiap tahunnya.
Proyek itu diperkirakan bakal menelan investasi sekitar US$1,5 miliar atau setara dengan Rp24,99 triliun (asumsi kurs Rp16.666 per dolar AS).
Inisiatif pabrik alumina bakal dikerjakan anak usaha Laman Mining, PT Supreme Alumina Indonesia (SAI) dengan target kontruksi kuartal II-2026.
Agustinus menargetkan pabrik alumina itu bisa produksi komersial secara bertahap selepas satu tahun masa kontruksi.
Menurut dia, target itu belakangan bisa dikejar dengan perkembangan teknologi pabrik alumina saat ini.
“Teknologi terakhir satu tahun sudah produksi, di luar konstruksi sipil,” kata dia.
Manuver BUMI
Advisor BUMI Christopher Fong mengatakan akuisisi Laman Mining itu menjadi strategi perusahaan untuk mendiversifikasi bisnis mineral ke portofolio bauksit.
“Bauksit dan rencana hilirisasinya adalah bagian dari strategi diversifikasi perusahaan, dan sejalan dengan pengumuman [akuisisi] terakhir aset emas dan tembaga Wolfram Limited di Australia,” kata Christopher saat dimintai konfirmasi, Selasa (11/11/2025).
Adapun, emiten kongsi grup Salim dan Bakrie itu baru saja menyelesaikan akuisisi 100% saham perusahaan tambang emas dan tembaga asal Australia, Wolfram Limited (WFL). Akuisisi itu melibatkan transaksi dengan nilai AUS$63,5 juta atau sekitar Rp698,98 miliar.
Di sisi lain, Christopher mengatakan, perseroannya bakal segera mengumumkan rencana pembiayaan untuk akuisisi saham Laman Mining tersebut. Selain itu, dia menambahkan, rencana bisnis berkaitan dengan portofolio bauksit bakal ikut disampaikan setelahnya.
“Strategi bisnis akan segera diumumkan setelah dokumen legal diselesaikan,” kata Chris.
Akuisisi Laman Mining bakal menjadi pintu masuk kongsi grup Salim dan Bakrie pada bisnis alumina, mineral hasil pemurnian bauksit yang menjadi bahan baku aluminium.
Manuver itu makin memperkuat portofolio non batu bara BUMI dengan mengamankan rantai bisnis tambang bauksit sampai pemurnian alumina nantinya.
Rencananya, BUMI bakal melanjutkan akuisisi untuk proyek pabrik alumina yang dikerjakan anak usaha Laman Mining, PT Supreme Alumina Indonesia (SAI). BUMI bakal menghimpit 55% saham SAI dan sisanya akan tetap dipegang Laman Mining.
(naw/wdh)
































