Wahid Foundation Dorong Kemandirian Perempuan Lewat Maitra

Bloomberg Technoz, Jakarta - Wahid Foundation kembali menegaskan komitmennya terhadap pemberdayaan perempuan Indonesia melalui peluncuran Maitra, sebuah inisiatif digital berbasis komunitas yang dirancang untuk memperluas akses perempuan akar rumput terhadap pemberdayaan ekonomi dan sosial di seluruh Indonesia.
Langkah ini menjadi tonggak baru dalam perjalanan panjang Wahid Foundation membangun gerakan perempuan di tingkat komunitas. Sebelumnya, lembaga ini telah melahirkan dua inisiatif besar yang menjadi fondasi gerakan tersebut, yaitu Desa Damai dan Koperasi Cinta Damai Wahid (KCD Wahid). Keduanya telah menjadi wadah tumbuhnya solidaritas sosial, perdamaian, dan kemandirian ekonomi bagi ribuan perempuan di berbagai daerah.
Perempuan Sebagai Penggerak Perdamaian dan Inklusi Sosial
Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Desa Damai hadir sebagai model pemberdayaan berbasis komunitas yang menempatkan perempuan sebagai penggerak utama perdamaian. Hingga kini, program tersebut telah menjangkau lebih dari 41 desa di tujuh provinsi, melibatkan ribuan perempuan dan pemuda sebagai agen perubahan di tingkat lokal.
Model ini tidak hanya membuka ruang dialog antarwarga, tetapi juga meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan. Dampaknya terlihat nyata, mayoritas Desa Damai kini naik kelas dari kategori tertinggal menjadi berkembang dan mandiri berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM).
Selain memperkuat struktur sosial, Desa Damai juga berkontribusi terhadap ketahanan komunitas di tengah perubahan sosial dan lingkungan. Gerakan ini menjadi simbol bahwa perdamaian dapat tumbuh dari akar rumput, dimulai dari ruang kecil di mana perempuan memiliki suara dan peran aktif.
Dari keberhasilan sosial tersebut, Wahid Foundation bersama komunitas perempuan mendirikan Koperasi Cinta Damai Wahid (KCD Wahid) pada tahun 2017. Tujuannya sederhana namun berdampak besar, memastikan bahwa perdamaian tidak berhenti pada dialog, melainkan juga hadir dalam kesejahteraan ekonomi keluarga.
Kini, KCD Wahid memiliki lebih dari 1.960 anggota aktif perempuan dengan tingkat pengembalian pinjaman mencapai 98 persen. Melalui koperasi ini, perempuan terutama mereka yang sebelumnya kesulitan mengakses lembaga keuangan formal kini memperoleh akses permodalan, pelatihan kepemimpinan, literasi keuangan, dan pendampingan usaha.
Lebih dari 200 usaha mikro perempuan telah lahir dari ekosistem ini. Usaha-usaha tersebut meliputi sektor kuliner, kerajinan ramah lingkungan, hingga pengelolaan sampah berbasis komunitas. Semua bergerak dari semangat kolektif untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Kontribusi pada Agenda Global SDGs dan WPS
Program Desa Damai dan KCD Wahid juga mendukung berbagai agenda global, termasuk Sustainable Development Goals (SDGs) dan Women, Peace, and Security (WPS) Agenda.
Gerakan ini sejalan dengan SDG 5 tentang kesetaraan gender melalui peningkatan kepemimpinan perempuan di tingkat desa, SDG 16 tentang perdamaian dan kelembagaan yang kuat, serta SDG 13 dan SDG 1 yang menekankan ketahanan terhadap perubahan iklim dan pengentasan kemiskinan.
Selain itu, Desa Damai menjadi model lokal implementasi UNSCR 1325 tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan yang menunjukkan bahwa inisiatif lokal dapat menjadi bagian penting dari upaya global.
Dalam sambutannya, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, menegaskan bahwa gerakan ini tumbuh dari keyakinan bahwa perdamaian sejati hanya dapat tercapai jika diiringi dengan keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi.
“Sejak 2013, kami membangun Desa Damai sebagai ruang bagi perempuan untuk berperan, berdialog, dan membangun kepercayaan lintas perbedaan,” ujar Yenny.
“Kini, melalui Koperasi Cinta Damai Wahid dan platform digital Maitra, kami ingin memastikan perempuan terutama yang paling rentan tidak hanya memiliki suara, tetapi juga memiliki akses, kesempatan, dan kekuatan untuk menata kehidupannya,” lanjutnya.
Ia menutup pesannya dengan kalimat yang mencerminkan filosofi gerakan ini, “Karena ketika perempuan tumbuh, keluarga menjadi kuat. Dan ketika keluarga kuat, Indonesia menjadi lebih damai dan berdaya.”
Platform Maitra, yang dikembangkan bersama oleh KCD Wahid, hadir sebagai ekosistem digital yang menghubungkan nilai, modal, dan solidaritas sosial. Melalui teknologi, platform ini membuka akses bagi perempuan di berbagai daerah untuk mendapatkan permodalan, pelatihan digital, serta jejaring komunitas yang lebih luas.
Dengan peluncuran Maitra, Wahid Foundation menegaskan langkah strategisnya dalam memperluas gerakan ekonomi damai di era digital. Tujuan akhirnya adalah agar semakin banyak perempuan Indonesia mampu memperbaiki penghidupan, memperluas peluang, dan tumbuh bersama menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Maitra menjadi bukti bahwa digitalisasi tidak hanya milik kota besar, tetapi juga milik perempuan di desa yang selama ini menjadi penopang perdamaian, ketahanan keluarga, dan kekuatan sosial bangsa.




























