Logo Bloomberg Technoz

Perbaikan daya beli terkonfirmasi dengan laju inflasi inti yang terakselerasi. Pada Oktober, inflasi inti berada di 2,36% yoy, tertinggi dalam empat bulan terakhir.

“Indikasi pemulihan konsumsi terlihat dari tren kenaikan inflasi. Inflasi diperkirakan terus meningkat dalam level yang terkendali hingga Desember, sebagai dampak dari kecenderungan peningkatan konsumsi masyarakat,” sebut riset Phintraco Sekuritas.

Oleh karena itu, percepatan laju inflasi juga menjadi indikasi peningkatan konsumsi rumah tangga. Dari sini, pertumbuhan ekonomi bisa terdongkrak karena konsumsi rumah tangga adalah kontributor terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran.

Peran Pemerintah

Kabar lain yang juga memberi optimisme adalah kehadiran pemerintah dalam mendongkrak konsumsi rumah tangga. Pada kuartal III-2025 hingga awal kuartal IV-2025. pemerintah begitu intensif menyalurkan berbagai bantuan sosial (bansos) dan stimulus fiskal. Sepertinya program-program ini akan efektif untuk mengerek belanja masyarakat.

Selain itu, program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) juga meningkatkan permintaan. Pada Oktober, komponen makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi, mencapai 4.99% yoy.

“Kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam ras didorong oleh permintaan yang kuat dari program MBG,” sebut Faisal Rachman, Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) dalam risetnya.

Meski inflasi meninggi, tetapi Faisal meyakini bahwa tidak sampai berlebihan. Faisal memperkirakan inflasi sepanjang 2025 masih akan berada rentang target Bank Indonesia (BI) yaitu 1,5-3,5%.

“Ini akan memberi ruang bagi BI untuk mempertahankan kebijakan moneter longgar dan pro-pertumbuhan ekonomi. Kami melihat kemungkinan BI bisa menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) lagi sebelum akhir tahun,” lanjut Faisal.

(aji)

No more pages