Sedang tenor yang lebih panjang, 15Y juga mencatat kenaikan 2,3 bps menjadi 6,36%. Yield tenor 20Y dan 30Y turut naik 1,6 bps dan 0,8 bps di level 6,492% dan 6,747%.
Hanya ada tiga tenor yang masih mencatat penurunan imbal hasil, yaitu 16Y, 18Y, dan 40Y, masing–masing yieldnya turun 1,3 bps, 3,9 bps, dan 0,1 bps.
Tekanan yang terjadi di pasar SUN senada dengan pasar global, mengingat apa yang terjadi di pasar obligasi AS. Yield US Treasury, surat utang Amerika, di semua tenor melonjak tajam pasca pengumuman hasil FOMC The Fed yang disertai sinyal hawkish Gubernur Jerome Powell.
Yield UST-10Y naik 8,6 bps menembus 4,062%, bersama tenor 2Y yang bahkan melompat 9,4 bps di level 3,584%.
Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya pagi ini menyebut, Powell gagal meyakinkan pasar dengan mengatakan tidak ada kepastian mengenai pemangkasan suku bunga di bulan Desember.
“Federal Reserve mengakui bahwa penutupan (government shutdown) aktivitas dan pelayanan Pemerintah AS yang sedang berlangsung telah mempersulit upaya pengumpulan data dan menghalangi pejabat Federal Reserve mendapatkan gambaran lengkap tentang ekonomi AS sehingga penilaian terhadap kondisi kesehatan ekonomi AS didasarkan hanya pada indikator yang tersedia,” papar Philip, Kamis.
Padahal, Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk kedua kalinya tahun ini memangkas suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi di kisaran 3,75% hingga 4%.
Senada, Phintraco Sekuritas juga menyebut hal serupa, Kenaikan ini karena Powell mengindikasikan pelonggaran lain pada bulan Desember belum pasti dilakukan.
Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pernyataannya pasca–pertemuan, tidak memberikan arahan apa pun tentang rencana Komite untuk bulan Desember. Pada pertemuan bulan September, para pejabat mengindikasikan kemungkinan tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini.
Namun, Powell memperingatkan agar tidak berasumsi– pemangkasan suku bunga akan terjadi pada pertemuan berikutnya.
Powell mengatakan kurangnya data ekonomi selama penutupan (shutdown) pemerintah yang sedang berlangsung membuat pembuat kebijakan bertindak lebih hati-hati. “Jika Anda mengemudi dalam (kondisi) kabut, Anda harus memperlambat laju.”
“Keputusan ini lebih hawkish daripada yang kami perkirakan,” kata Stephen Juneau, ekonom senior AS di BofA Securities, melansir Bloomberg News.
(fad)






























