Pada Juli 2025, Perseroan menyelesaikan adendum Shareholders Agreement dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk terkait PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ), sehingga entitas tersebut dapat dikonsolidasikan dalam laporan keuangan tanpa mengubah struktur kepemilikan. Langkah ini memperkuat sinergi pengelolaan jalan tol Trans Jawa.
Hingga kini, Jasa Marga fokus pada lima proyek utama, yaitu Jalan Tol Jakarta–Cikampek II Selatan, Akses Patimban, Yogyakarta–Bawen, Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo, dan Probolinggo–Banyuwangi. Pada Agustus 2025, segmen Klaten–Prambanan sepanjang 7,85 km dari proyek Solo–Yogyakarta–NYIA telah resmi beroperasi.
“Di tengah semakin banyaknya proyek jalan tol baru yang telah selesai serta mulai beroperasi, Jasa Marga tetap mampu menjaga kesimbangan antara kapasitas keuangan dan kesehatan finansial Perseroan yang tercemin dari stabilitas rasio keuangan yang baik pada Kuartal III 2025. Hal ini menunjukkan Perseroan selalu berkomitmen dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya,” imbuh Rivan.
Di lini usaha non-tol, Jasa Marga melalui anak usahanya, PT Jasamarga Related Business (JMRB), mengembangkan Travoy Hub — proyek Toll Corridor Development (TCD) berkonsep Transit Oriented Development (TOD) pertama di Indonesia. Hingga Kuartal III 2025, pembangunan Travoy Hub tahap 2 dan 3 di Stasiun LRT Taman Mini telah mencapai 99,86%. Kawasan ini mengintegrasikan transportasi umum dengan area bisnis, ritel, rumah sakit, dan rekreasi, serta membuka peluang kerja dan ruang bagi pelaku UMKM serta industri kreatif.
Selain itu, Jasa Marga terus meningkatkan layanan operasional untuk mengantisipasi lonjakan mobilitas selama periode libur panjang. Perseroan optimistis mempertahankan kinerja positif hingga akhir 2025 dengan menjaga kesehatan finansial melalui penyesuaian tarif tol sesuai rencana bisnis dan peningkatan pendapatan dari lini usaha lain.
(tim)































