"Kami melihat bahwa peningkatan signifikan transaksi harian ini baru terjadi tiga bulan terakhir jadi kita masih melihat ini perlu sustainability atas rata-rata transaksi yang tiga bulan terakhir sehingga kita merasa kita cukup konservatif pakai Rp14,5 triliun yang meningkat dari tahun lalu Rp13,25 triliun," ucap Iman dalam Konferensi Pers RUPSLB, Rabu (29/10/2025).
Adapun saat ini RNTH telah mencapai Rp16,46 triliun, atau tercatat naik sebanyak 28% dari data pada Desember 2024 lalu sebesar Rp12,85 triliun.
BEI juga menargetkan pada tahun depan jumlah pencatatan Efek dapat mencapai 555 Efek dari target sebelumnya 400 Efek yang terdiri atas dari pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi waran terstruktur.
Khusus untuk pencatatan Efek saham, Iman bilang tahun depan ditargetkan bakal ada 50 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dari tahun ini yang sebanyak 45 perusahaan.
"Target tahun ini ada 45, tahun depan kami targetkan 50 IPO saham," imbuhnya.
Sementara untuk target investor baru, BEI menargetkan akan ada penambahan dua juta investor baru di tahun depan, sedangkan untuk tahun 2027 investor pasar modal ditargetkan tembus 20 juta investor.
"Terkait investor baru walaupun hari ini investor baru kita sudah bertambah 4,2 juta tapi memang karena target juga OJK 20 juta investor di 2027 kami merasa bahwa mungkin tadi karena sustainability tahun ini cukup signifikan kami merasa bahwa target pertumbuhan investor baru kita menjadi 2 juta investor baru cukup menjadi bahan dasar," ujar Iman.
Adapun, jumlah total investor di pasar modal Indonesia berhasil mencapai 19,1 juta investor. Dari keseluruhan data tersebut, jumlah investor saham mencapai delapan juta investor atau tumbuh hampir lima kali lipat selama lima tahun terakhir sejak tahun 2020.
Target Kinerja Keuangan
Iman menambahkan, BEI memproyeksikan laba bersih tahun 2026 mencapai Rp300,81 miliar, atau meningkat 18,02% dibandingkan target pada Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025-Revisi yang sebesar Rp254,9 miliar.
pendapatan BEI juga diperkirakan tumbuh 9,54% menjadi Rp1,94 triliun, naik dari target Rp1,77 triliun dalam RKAT 2025-Revisi.
“Berdasarkan seluruh proyeksi tersebut, Cost to Income Ratio berada di level 80,5%, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata sejak 2015,” kata Iman.
BEI juga telah memperhitungkan kebutuhan belanja investasi untuk tahun depan. Total kas, setara kas, dan aset keuangan lainnya diproyeksikan tetap kuat di atas Rp3,41 triliun, naik 8,62% dibandingkan RKAT 2025-Revisi.
Dengan asumsi tersebut, total aset BEI pada akhir 2026 diperkirakan mencapai Rp7,49 triliun, dengan ekuitas lebih dari Rp6,41 triliun
(dhf)





























