Logo Bloomberg Technoz

Soemitro menuturkan, pada tahun ini luas lahan tebu Indonesia tercatat sebesar 541.827 ha. Dari lahan tersebut, jumlah tebu yang diproduksi mencapai 38,4 juta ton.

Dengan rendemen rata-rata 6,96%, maka dapat menghasilkan 2,67 juta ton gula dan 1,92 juta ton molase.

Perkebunan tebu./Bloomberg-Valeria Mongelli

Sedangkan pada 2024, luas lahan tebu tercatat sebesar 520.823 ha. Dengan total produksi tebu sebesar 33,21 juta ton.

Soemitro menyatakan dengan rendemen rata-rata 7,4% maka tercatat produksi gula 2,46 juta ton, sedangkan molase sebanyak 1.63 juta ton.

Menurut catatan APTRI, 660.000 ton molase diserap untuk industri etanol dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kosmetik hingga farmasi sepanjang 2024. Lalu, sekitar 300.000 ton molase dimanfaatkan untuk kebutuhan bumbu masak.

Kemudian, 100.000 ton molase diserap industri ragi, kecap, hingga pakan ternak. Sedangkan 440.000–500.000 ton molase diekspor ke sejumlah negara yang mayoritasnya ke Filipina.

Dengan demikian, sekitar 440.000 ton molase belum dimanfaatkan. Menurut Soemitro, posisi pasokan molase itu dapat disalurkan untuk menopang program bauran bensin dengan 10% bioetanol atau E10.

Dia menerangkan produksi molase yang belum terserap itu dapat dimanfaatkan untuk membuat sekitar 110.000 kiloliter bioetanol, dengan asumsi 4 kilogram molase menghasilkan sekitar 1 liter bioetanol.

Di sisi lain, Soemitro mempertanyakan, pasokan bioetanol PT Pertamina (Persero) untuk menjalankan program bauran bensin dengan 5% bioetanol atau E5.

Dia menuturkan bioetanol yang dibuat dari tebu relatif sulit untuk dijual ke perusahaan pelat merah tersebut. Dia berharap pemerintah dapat menginstruksikan Pertamina menjadi pihak penyerap dari bioetanol yang diproduksi produsen dalam negeri.

Jajaki Brasil 

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan Indonesia akan melakukan kerja sama dengan Brasil untuk menyiapkan bahan baku bioetanol, dalam rangka mandatori bauran bensin dengan 10% bioetanol atau E10 yang berlaku 2027.

Amran menjelaskan Indonesia akan meminta Brasil membantu penanaman bahan baku etanol yakni ubi dan tebu. Selain itu, Brasil akan menjadi mitra Indonesia dalam proyek pembangunan pengolahan bioetanol.

“Kita rencananya mau, perintah Bapak Presiden menanam ubi, itu rencana kita; dan pengembangan tebu,” kata Amran kepada awak media, di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (23/10/2025).

Presiden Prabowo Subianto sambut Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva tiba di Istana Merdeka. (Dok BPMI)

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan investor asal Brasil berminat untuk investasi pabrik bioetanol di Tanah Air.

Bahlil menuturkan komitmen investasi itu didapat selepas pertemuan dengan delegasi Brasil di sela kunjungan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).

“Semalam kami diskusi, ada kemungkinan besar [bangun pabrik],” kata Bahlil kepada awak media di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Adapun, PT Pertamina (Persero) dan perusahaan migas Brasil, Fluxus telah meneken MoU kerja sama pada pertemuan bilateral di Istana Negara, Kamis (23/10/2025).

Penandatangan MoU tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.

“Sekarang mandatori di negara mereka E30 sudah ada juga yang E100 di beberapa negara bagian. Itu kita akan kolaborasi, kita akan cek kesana,” kata Bahlil.

Adapun, menurut hitung-hitungan Kementerian ESDM, kebutuhan bioetanol untuk menjalankan program mandatori E10 itu sekitar 1,2 juta kiloliter. Nantinya, program tersebut akan dimandatorikan terbatas untuk sektor non-public service obligation (PSO).

(azr/naw)

No more pages