Ketidakpastian terhadap rencana Uni Eropa yang akan melarang penjualan mobil bermesin pembakaran baru mulai 2035 turut menahan laju adopsi EV. Kanselir Jerman Friedrich Merz mendorong agar kebijakan tersebut dilonggarkan setelah perusahaan seperti Robert Bosch GmbH mengumumkan puluhan ribu pemutusan kerja di ekonomi terbesar Eropa itu. Prancis bulan ini juga menyatakan bahwa Uni Eropa harus mempertahankan tingkat “fleksibilitas”, sebagai bentuk dukungan terhadap industri otomotif domestiknya.
Kenaikan penjualan secara keseluruhan menjadi kabar baik bagi industri yang tengah tertekan oleh tarif dari Presiden AS Donald Trump serta ekspansi produsen China yang dipimpin BYD Co.
Peningkatan pengiriman di Eropa memberi sedikit ruang bernapas bagi pabrikan mobil Jerman seperti BMW, VW, dan Mercedes-Benz, yang masih kesulitan di pasar China karena produsen lokal unggul dalam harga dan perangkat lunak.
Namun, performa kuat bulan lalu bisa jadi hanya sementara karena produsen mobil Eropa kini berada di tengah ketegangan dagang yang kian memburuk antara Barat dan China.
Produsen dan pemasok komponen kini berlomba mencari alternatif chip buatan Nexperia, produsen yang sebelumnya kurang dikenal namun kini menjadi sorotan dalam perseteruan politik. Beijing juga memperketat ekspor logam tanah jarang, yang membuat berbagai industri menjadi rentan.
Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu pekan ini, dengan sinyal dari AS bahwa mungkin ada hasil positif yang dapat meredakan ketegangan dagang. Namun konflik dapat dengan cepat memanas kembali karena isu utama mengenai keseimbangan perdagangan dan keamanan nasional masih belum terselesaikan.
Di Eropa, pembeli asal Inggris mendorong kenaikan pendaftaran kendaraan pada September, bulan yang biasanya kuat karena adanya penerbitan nomor plat baru dua kali setahun. Kepemilikan mobil dengan nomor plat terbaru dapat meningkatkan nilai jual kembali.
Pengiriman kendaraan hibrida plug-in naik 62% bulan lalu, sementara penjualan EV murni meningkat 22%. Keduanya secara keseluruhan mencakup hampir sepertiga dari total pendaftaran kendaraan di kawasan tersebut.
Stellantis dan Renault menjadi dua produsen besar dengan kinerja terbaik, sementara Tesla Inc. melanjutkan tren penurunan. Penjualan merek yang dipimpin Elon Musk itu turun 10%, dengan pangsa pasar hanya 3,2%. Sementara itu, pengiriman BYD melonjak hampir lima kali lipat, meraih pangsa 2%.
(bbn)





























