Logo Bloomberg Technoz

Fokus utama pasar kini tertuju pada pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell, terutama di tengah minimnya data ekonomi terbaru.

“Powell tidak akan mengatakan apa pun yang membuat pasar memperkirakan lebih dari pemangkasan 25 basis poin pada Desember,” papar Alex Cohen, Ahli Strategi dari Bank of America, seperti yang diberitakan Bloomberg News. 

“Namun bisa jadi sebaliknya — jika komentarnya dianggap bernada hawkish, dolar mungkin akan menguat sedikit. Namun saya tidak melihat hal itu akan memicu tren kenaikan baru pada dolar,” tambahnya.

Mengutip riset Bloomberg Economics oleh Megan O'Neil, belanja konsumen AS diprediksi bakal tetap kuat pada kuartal III-2025, didorong oleh kelompok rumah tangga berpendapatan tinggi. Sementara itu, dalam perang dagang global yang dipicu Trump, terbentuknya kerangka kesepakatan antara AS dan China diharapkan dapat meredakan ketidakpastian, biarpun hanya bersifat sementara.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi bangkit setelah tekanan di pasar sedikit mereda jelang tutup perdagangan kemarin.

Rupiah berpotensi menguat ke resistance terdekat pada level Rp16.600/US$, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.580/US$. Terdapat juga level Rp16.500/US$ sebagai titik paling optimistis penguatan rupiah dengan time frame daily.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Selasa 28 OKTOBER 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Sementara bila sentimen masih tidak berpihak pada rupiah, ada level support psikologis pada Rp16.650/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp16.700/US$, dan Rp16.750/US$ yang makin menjauhi MA–50.

(fad/aji)

No more pages