Beberapa hari ke depan akan menjadi ujian besar bagi narasi AI yang telah mendorong pasar saham ke rekor tertinggi, meski terjadi penutupan (shutdown) pemerintah dan ketidakpastian seputar ekonomi AS.
Microsoft Corp, Alphabet Inc, Meta Platforms Inc, Amazon.com Inc, dan Apple Inc akan merilis laporan keuangan pekan ini. Investor fokus pada rencana investasi AI buatan raksasa-raksasa tersebut seiring persaingan meningkatkan kemampuan semakin intensif.
The Magnificent Seven diproyeksi mencatat pertumbuhan laba sebesar 14% pada kuartal ketiga, turun dari 27% pada kuartal kedua, menurut data yang dihimpun Bloomberg Intelligence. Namun, kelompok ini memiliki sejarah melaporkan laba yang jauh melebihi estimasi Wall Street.
Indeks S&P 500 diperkirakan akan ada sejumlah perusahaan dengan penjualan terbanyak yang melampaui ekspektasi dalam sekitar empat tahun terakhir pada musim laporan keuangan ini. Perusahaan-perusahaan AS tampaknya mampu mengatasi dampak tarif dengan baik. Menurut pelacak laporan keuangan Bloomberg Intelligence, hampir 70% anggota indeks yang melaporkan kinerjanya sejauh ini melampaui estimasi penjualan kuartal ketiga.
Investor kurang toleran terhadap perusahaan dengan laporan keuangan yang mengecewakan. Pasar memberi sanksi lebih besar dari biasanya terhadap kinerja yang lebih rendah dari estimasi.
Menurut data dari Bank of America Corp, perusahaan yang gagal memenuhi ekspektasi, baik dari segi pendapatan maupun laba bersih, berkinerja lebih buruk dari S&P 500 pada hari berikutnya, dengan rata-rata 5,5 poin persentase. Angka ini lebih dari dua kali lipat rata-rata historis untuk hukuman semacam itu dan sejajar dengan pergerakan terbesar kedua dalam sejarah data perusahaan.
Para pemilih saham aktif memperhatikan peringatan Wall Street tentang gelembung AI, mengurangi eksposur mereka terhadap saham teknologi unggulanm meski kelompok ini memiliki cengkeraman yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar yang lebih luas.
Manajer reksa dana telah mengurangi kepemilikan mereka di raksasa teknologi dalam tiga bulan terakhir, menurunkan eksposur mereka terhadap segmen tersebut menjadi 30%, hampir 5 poin persentase di bawah bobot kelompok tersebut di S&P 500.
Sementara itu, papan perdagangan di JPMorgan Chase & Co mengatakan mereka menghapus kehati-hatian mereka dari dua pekan terakhir terkait posisi, analisis teknis, dan valuasi, dengan harapan bahwa kesepakatan dagang dan laba kuat dari raksasa teknologi membuat "situasi jauh lebih jelas." Kepala intelijen pasar global Andrew Tyler mengatakan sikap hati-hati timnya "pada akhirnya terbukti sebagai keputusan yang salah."
Para profesional Wall Street hampir sepenuhnya yakin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase saat rapat berakhir pada 29 Oktober. Namun, ketiadaan data ekonomi akibat shutdown membuat prospek sekitar 2026 menjadi suram.
(bbn)
































