Namun, masih terdapat ketidakpastian mengenai waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan ambisi tersebut. Bisnis utama Tesla—penjualan kendaraan listrik—juga menghadapi tekanan baru akibat meningkatnya persaingan dan berkurangnya insentif fiskal dari pemerintah AS.
“Kita sedang memasuki periode penuh pertanyaan terkait arah pertumbuhan laba Tesla dalam jangka pendek dan menengah,” ujar Garrett Nelson, analis senior di CFRA Research.
CFO Vaibhav Taneja mengakui bahwa persaingan dan tarif perdagangan menjadi tantangan utama bagi perusahaan.
Saham Tesla turun 4,1% dalam perdagangan setelah jam bursa di New York pada pukul 18.05 waktu setempat. Penurunan berlanjut usai Musk menutup pidato pembukaannya dalam konferensi tersebut, menandakan kekecewaan investor terhadap kurangnya detail yang diberikan perusahaan.
“Pasar mulai menyadari bahwa Tesla diperdagangkan seperti perusahaan AI, tapi melaporkan kinerja layaknya produsen mobil,” ujar Haris Khurshid, CIO Karobaar Capital.
“Tidak banyak hal baru yang bisa memantik optimisme investor,” tambah Dec Mullarkey, direktur di SLC Management.
Tesla kembali menekankan bahwa sulit untuk memperkirakan dampak perubahan kebijakan perdagangan dan fiskal global terhadap bisnisnya. Perusahaan menyebut hasil keuangan sangat bergantung pada kondisi ekonomi global, percepatan pengembangan teknologi otonom, serta peningkatan kapasitas produksi produk-produk utama.
Analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan Tesla akan mencatat penurunan pengiriman kendaraan untuk tahun kedua berturut-turut.
Penjualan Rekor
Awal bulan ini, Tesla melaporkan penjualan kuartal ketiga tertinggi sepanjang sejarah, setelah banyak konsumen mempercepat pembelian kendaraan listrik untuk memanfaatkan kredit pajak US$7.500 yang berakhir pada 30 September.
Pada Rabu, Tesla juga melaporkan pendapatan US$417 juta dari kredit regulasi emisi, hanya sedikit menurun dibanding kuartal sebelumnya. Namun, perubahan kebijakan di bawah pemerintahan Trump telah menekan permintaan terhadap kredit tersebut. Tesla sendiri sebelumnya sudah memperkirakan penurunan bisnis di segmen ini.
Musk mengatakan bisnis robotaxi Tesla, yang mulai beroperasi di Austin, Texas, pada Juni lalu, akan diperluas ke 10 kota besar hingga akhir tahun, tergantung izin yang diterima. Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar operator keselamatan manusia akan dihapuskan pada akhir tahun. Meski demikian, belum jelas berapa banyak unit yang beroperasi saat ini, setelah Tesla memulai layanan dengan sekitar 10–20 kendaraan.
Selain itu, Tesla juga menjalankan layanan ridesharing di kawasan San Francisco Bay, yang belum sepenuhnya otonom dan beroperasi mirip dengan Uber. Perusahaan juga telah memperoleh izin uji coba di Arizona dan Nevada.
Tesla mencatat arus kas bebas hampir US$4 miliar, jauh di atas rata-rata perkiraan analis sebesar US$1,25 miliar dan naik signifikan dibanding tahun sebelumnya.
(bbn)

































