Logo Bloomberg Technoz

Ia menilai menu seperti itu tidak hanya kurang memenuhi komposisi gizi seimbang, tetapi juga berpotensi mengandung lemak trans dan gula tambahan di atas ambang batas. 

“Jenis makanan seperti ini memang disukai anak dan remaja, tapi justru berisiko tinggi terhadap kesehatan. Salah satu penyebabnya karena rendahnya literasi pangan sehat di kalangan muda,” ujarnya menambahkan.

Berdasarkan survei YLKI di wilayah Jakarta, sebanyak 55% kelompok konsumen muda memiliki tingkat pengetahuan tentang pangan sehat yang tergolong rendah. 

Pengetahuan terkait lemak trans bahkan lebih memprihatinkan, dengan 86,7% responden mengaku tidak memahami bahaya dan batas konsumsinya.

Kebiasaan membaca label pangan juga masih minim. Hanya 10% responden yang selalu membaca label pada kemasan makanan atau minuman, 28,3% mengaku sering, sementara 27,7% hanya kadang-kadang. Bahkan 28% jarang dan 6% tidak pernah membaca label sama sekali.

 “Kebiasaan ini memperlihatkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam memahami apa yang mereka konsumsi,” ujar Niti.

YLKI mendorong pemerintah agar meninjau ulang kebijakan penundaan cukai MBDK dan memperkuat edukasi gizi bagi masyarakat, terutama generasi muda. 

“Cukai minuman manis bukan semata soal pendapatan negara, tapi soal keberpihakan pada kesehatan publik. Pemerintah harus hadir untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dengan pola makan yang lebih baik,” tegasnya.

(ell)

No more pages