Menurut dia, aturan mengenai struktur organisasi tersebut akan menegaskan hubungan koordinasi antara Kementerian ESDM dan Badan Industri Mineral.
“Cuman tetap perizinannya itu nanti bagaimana izin eksplorasinya, kemudian produksinya, kan tetap akan ada di ESDM,” tuturnya.
Untuk diketahui, LTJ atau rare earth elements (REE) merupakan kelompok unsur logam yang dalam tabel periodik termasuk ke dalam 15 unsur deret lantanida yaitu lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm).
Lalu, europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), dan lutetium (Lu). Ditambah dua unsur lain yakni scandium (Sc) dan yttrium (Y).
LTJ biasanya dijumpai pada berbagai jenis deposit seperti batuan beku peralkalin, deposit iron-oxide-copper-gold, intrusi batuan beku pegmatit, batuan metamorf, dan endapan sekunder berupa endapan aluvial laterit.
LTJ juga bisa terkumpul di sisa endapan mineral yang terbentuk di permukaan bumi, seperti pada nikel laterit, bauksit, dan timah plaser.
Larangan Ekspor
Belakangan, pemerintah mendorong wacana larangan ekspor seluruh mineral ikutan timah.
Adapun, LTJ terkandung dalam salah satu mineral ikutan timah, yakni monasit yang terdiri dari unsur dominan seperti cerium, lanthanum, neodymium, yttrium, dan praseodimium.
LTJ juga mengandung thorium yang dapat diolah menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
“Seluruh turunan dari hasil proses timah itu tidak bisa diekspor, dilindungi semua dan ditempatkan pada tempat yang baik, karena itu akan dikuasai oleh negara,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada awak media di Kementerian ESDM, Jumat (26/9/2025).
Rencananya, kata Bahlil, hilirisasi LTJ bakal didorong lewat Badan Industri Mineral yang baru dibentuk Presiden Prabowo Subianto pada Agustus 2025 lalu.
Menurut Bahlil, keputusan pelarangan ekspor tersebut dilakukan karena logam tanah jarang merupakan komoditas strategis yang harus dikuasai oleh negara.
“Sekarang kita lagi persiapkan supaya ini benar-benar menjadi komoditas unggulan baru yang bisa memberikan manfaat bagi pendapatan negara,” tuturya.
(naw)































