Logo Bloomberg Technoz

Bruce menilai ketegangan dagang antara AS dan China justru membuka peluang baru bagi Indonesia. “Karena tarif tinggi untuk produk dari China, ini kesempatan Indonesia untuk lebih maju dalam ekspor ke pasar global,” ujarnya.

Pabrik yang berlokasi di kawasan industri Bekasi itu kini telah mempekerjakan hampir 1.000 orang dan menargetkan 5.000 tenaga kerja dalam lima tahun ke depan. 

NAYUE juga berencana membangun fasilitas produksi kemasan di dalam negeri untuk mempercepat rantai pasok dan mengurangi ketergantungan impor.

“Biasanya pengadaan packaging bisa makan waktu tiga bulan karena impor. Tapi kalau produksi di sini, bisa dua bulan saja. Semuanya one stop solution, dari formula, kemasan, sampai produk jadi,” tambah Bruce.

Pabrik PT NAYUEdi Cikarang, Jawa Barat, Rabu (15/10). (Bloomberg Technoz/Dinda Decembria)

Nilai Investasi

Dari sisi investasi, Nayue telah menanamkan modal sekitar US$ 70 juta dan menargetkan total investasi mencapai US$ 200 juta dalam lima tahun mendatang. Perusahaan juga akan menggandeng mitra internasional untuk pengembangan pabrik kemasan kosmetik dan produk perawatan tubuh.

Keunggulan NAYUE, lanjut Bruce, terletak pada kemampuan penelitian dan pengembangan (R&D). Selain tim lokal beranggotakan lebih dari 50 orang, NAYUE juga memiliki tim riset di Italia, Shanghai, dan Korea untuk membawa teknologi kosmetik terbaru ke Indonesia.

Selain melayani brand besar seperti Somethinc, Dear Me Beauty, hingga Secondate, Nayue beroperasi sebagai perusahaan maklon (OEM/ODM) yang membantu pengembangan produk dari nol hingga siap edar, termasuk perizinan BPOM. “Kami ingin membawa produk buatan Indonesia agar bisa dilihat dunia,” kata Bruce.

(dec)

No more pages