Prabowo menuturkan bahwa gagasan awal program Makan Bergizi Gratis lahir dari pengamatannya langsung terhadap kondisi gizi anak-anak di berbagai daerah selama masa kampanye. Ia kerap menyaksikan sendiri bagaimana banyak anak mengalami kekurangan gizi dan stunting.
“Setiap kali saya datang ke desa, saya melihat anak-anak kecil menyambut saya. Saya tanya umur mereka, dan sering kali saya terkejut. Anak laki-laki yang saya kira berusia empat tahun ternyata sepuluh tahun. Anak perempuan yang saya kira lima tahun ternyata sebelas tahun. Saya melihat langsung stunting, kekurangan gizi, dan kemiskinan,” ungkap Prabowo.
Menurutnya, pengalaman tersebut menjadi titik balik yang menguatkan tekad untuk menghadirkan kebijakan nyata yang mampu memutus rantai kemiskinan dan memperbaiki masa depan anak-anak Indonesia.
Program MBG kemudian dirancang bukan hanya sebagai kebijakan bantuan pangan, tetapi juga sebagai sistem yang menjamin ketersediaan gizi seimbang untuk generasi muda sekaligus menciptakan efek berganda terhadap ekonomi lokal.
Standar Ketat dan Dampak Ekonomi
Presiden Prabowo menegaskan bahwa kualitas dan keamanan pangan merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan program MBG. Ia memastikan pengawasan ketat diterapkan di seluruh dapur yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
“Bahkan satu pun kejadian tidak bisa diterima,” kata Prabowo tegas.
Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga agar setiap proses berjalan dengan standar tinggi dan tingkat kesalahan mendekati nol.
“Kami bertekad untuk membuatnya sedekat mungkin dengan nol kesalahan,” ujarnya.
Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah terus meningkatkan sistem pengawasan dan peralatan di setiap dapur MBG. Langkah ini dilakukan demi memastikan setiap makanan yang disajikan aman, bergizi, dan layak konsumsi.
Selain aspek kesehatan, program ini juga memberikan efek positif bagi sektor ekonomi lokal. Dapur-dapur MBG menjadi motor penggerak bagi para petani, peternak, dan pelaku usaha kecil di sekitarnya.
“Satu dapur akan membutuhkan 3.000 butir telur setiap dua atau tiga hari, 3.000 mentimun, 3.000 wortel, 3.000 tomat, 3.000 potong ayam, dan sebagainya. Jadi para petani lokal menyadari bahwa mereka memiliki jaminan pembayaran untuk hasil mereka,” jelas Prabowo.
Dengan kebutuhan bahan pangan yang masif, jutaan produk pertanian dan peternakan lokal kini memiliki pasar tetap dan stabil. Hal ini memberikan multiplier effect terhadap perekonomian masyarakat desa dan memperkuat rantai pasok pangan nasional.
Pengakuan Global dan Nilai Ekonomi Besar
Tak hanya menuai apresiasi di dalam negeri, program Makan Bergizi Gratis juga mendapat pengakuan dari lembaga internasional. Prabowo menyebut, salah satu lembaga global, Rockefeller Institute, menilai bahwa program makan gratis seperti ini memiliki dampak ekonomi yang sangat besar.
“Saya menerima kunjungan dari delegasi Rockefeller Institute. Mereka mengatakan kepada saya, dari pengalaman mereka di banyak negara di dunia dengan program yang sama, mereka menemukan bahwa setiap 1 dolar yang dikeluarkan dalam program makan gratis, pengembalian dari satu dolar itu berada di antara 5 sampai 37 dolar,” ungkapnya.
“Ini luar biasa. Ini sangat besar dampaknya. Hal ini benar-benar membuat saya semakin bersemangat,” tambah Prabowo.
Dengan pengelolaan yang efisien dan terukur, MBG kini dipandang sebagai contoh program sosial terintegrasi yang berhasil menyatukan aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Melalui program ini, Indonesia menunjukkan bahwa kebijakan publik yang berpihak pada rakyat dapat menjadi kekuatan besar dalam membangun bangsa.
(red)






























