Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi mengatakan telah menerima berita "menggembirakan" tentang negosiasi. Dia ingin Trump berkunjung ke negara Afrika Utara tersebut untuk menandatangani kesepakatan jika tercapai.
Hamas menawarkan akan membebaskan sisa sandera yang ditahannya dari serangan 7 Oktober 2023 di selatan Israel. Namun, kelompok yang didukung Iran ini belum menyetujui ketentuan lain, seperti pelucutan senjata para pejuangnya.
Dalam pernyataan Hamas, Al-Nounou mengatakan mereka telah menyerahkan daftar kandidat untuk 1.950 tahanan Palestina yang harus dibebaskan Israel sesuai dengan rencana Trump sebagai imbalan atas pembebasan 48 sandera, 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Perundingan ini juga "fokus pada mekanisme untuk mengakhiri perang" dan "penarikan pasukan pendudukan," kata Al-Nounou. Hal ini bisa memicu perselisihan mengenai urutan pelaksanaan: Rencana Trump mensyaratkan perang dinyatakan berakhir, tetapi hanya untuk penarikan sebagian tentara Israel pada tahap pertama implementasi.
Gila Gamliel, anggota kabinet keamanan Netanyahu, menyebut ada "optimisme yang hati-hati" tentang perundingan tersebut. Namun, beberapa tahanan Palestina tidak dipertimbangkan dalam finalisasi daftar pembebasan, yang membutuhkan persetujuan pemerintah Israel.
"Kami sedang mendekati proses di mana, dengan sangat menyesal, kami harus menyerahkan teroris yang membunuh orang Yahudi dan yang seharusnya menghabiskan sisa hidup mereka di penjara," ujar Gamliel kepada radio Galey Israel, sambil menambahkan bahwa "teroris ulung" akan tetap di balik jeruji besi.
Sejak Trump mengumumkan rencananya, Israel mengklaim pasukannya, yang menguasai sebagian besar wilayah Gaza, telah mengambil posisi defensif. Hamas mengatakan serangan udara dan tembakan artileri terus berlanjut. Dalam beberapa pekan terakhir, Israel fokus pada Kota Gaza, ibu kota de facto wilayah tersebut, mengatakan bahwa sisa-sisa benteng Hamas tertanam di sana.
Rencana Trump mendapat dukungan terbuka dari negara-negara Arab dan mayoritas Muslim yang tidak hanya prihatin atas kehancuran Gaza, tetapi juga atas destabilisasi luas di kawasan tersebut. Israel berkonflik dengan milisi lain yang didukung Iran sejak perang dimulai, terutama Hizbullah di Lebanon, dan Republik Islam Iran sendiri.
Menurut Kementerian Luar Negeri di Doha, Qatar, seperti Mesir yang bertindak sebagai perantara antara Israel dan Hamas, dijadwalkan akan mengirim PM Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani ke Sharm El-Sheikh pada Rabu.
Kantor berita Turki, Anadolu melaporkan direktur intelijen Turki, Ibrahim Kalin juga sedang dalam perjalanan ke resor tersebut. Tanda bahwa Ankara—yang secara terbuka mengkritik operasi militer Israel—mendukung rencana pemerintahan Trump.
"Saya pikir ada kemungkinan kita bisa mencapai perdamaian di Timur Tengah, bahkan melampaui situasi di Gaza," kata Trump pada Selasa. "Ada peluang nyata bahwa kita bisa melakukan sesuatu."
Pada hari yang sama, Hamas mengatakan kesepakatan harus mencakup masuknya bantuan kemanusiaan tanpa syarat ke Gaza, jaminan para pengungsi dapat kembali, dan izin segera untuk memulai rekonstruksi di bawah komite Palestina. Badan PBB telah menyatakan bencana kelaparan di sebagian wilayah, yang berpenduduk sekitar 2 juta orang tersebut.
Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebelumnya berulang kali gagal akibat ketidaksepakatan seputar penarikan pasukan Israel dan pelucutan senjata Hamas.
Perundingan di Mesir terlaksana dua tahun setelah Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 orang lainnya. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Gaza, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, dan memicu krisis kemanusiaan. Israel kehilangan lebih dari 450 tentara dalam pertempuran di Gaza.
(bbn)




























