Logo Bloomberg Technoz

“Akan tetapi, nanti kita perlakukannya enggak seperti LPG kemarin [yang] tiba-tiba [diterapkan serempak di] seluruh Indonesia. Kita akan atur mungkin di kota-kota besar dahulu yang Euro 4-nya, lalu di kota-kota yang lain seperti itu,” ucap dia.

Sekadar informasi, saat ini lima kilang sedang dalam berbagai tahap investasi dalam RDMP. Pertamina telah menyelesaikan beberapa proyek peningkatan di Cilacap, sementara proyek RDMP Balikpapan hampir selesai.

Peningkatan signifikan belum selesai di tiga kilang lainnya; RDMP Balongan, RDMP Plaju, dan RDMP Dumai.

Euro 5

Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan RDMP Balikpapan justru bakal menghasilkan BBM dengan kualitas setara Euro 5.

Simon menargetkan proyek ekspansi kilang minyak di Balikpapan itu mulai onstream bulan depan, sembari ikut mengerek kapasitas produksi BBM di dalam negeri.

“Tentunya impor kita akan berkurang, produk yang dihasilkan akan lebih baik dan akan setara dengan Euro 5, yaitu kadar sulfur di bawah 10 ppm,” kata Simon di daerah Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025)

Rencananya proyek itu bakal mengerek kapasitas unit distilasi minyak mentah atau crude distillation unit (CDU) dari 260.000 barel per hari (bph) menjadi 360.000 bph, sehingga total kapasitas CDU Indonesia diharapkan meningkat dari 1,17 juta bph menjadi 1,26 juta bph pada akhir 2025.

Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan hingga saat ini KPI baru bisa menyediakan sebagian kilang untuk mempersiapkan BBM berstandar Euro 4.

Perseroan juga tengah membangun fasilitas produksi bahan bakar rendah sulfur—menggunakan diesel hydrotreating (DHT) dan gasoline sulphur hydrotreater (GSH) — di empat kilang.

Adapun, kilang-kilang yang akan dilengkapi dengan fasilitas DHT antara lain Kilang Balikpapan dan Cilacap, sedangkan yang akan menggunakan GSH adalah Kilang Plaju dan Balongan.

(Dok. KPI)

Nah, proyek-proyek baru ini bisa menghasilkan [BBM dengan] sulfur 10 ppm [parts per million] sebenarnya, atau standar Euro 5. Akan tetapi, untuk memenuhi Euro 4, karena kita kebetulan ada [total] 6 kilang; kita bisa integrasi, kita bisa substitusi, dan pola operasinya kita optimasi. Kita bisa memenuhi Euro 4 secara bertahap,” kata Analis Senior III Perencanaan Strategis RDMP Kilang Pertamina Internasional Yesay Setiawan, dalam diskusi Analisis Dampak Kebijakan Pengetatan Standar Kualitas BBM yang digelar IESR, November tahun lalu.

Dia menyebut investasi yang dibutuhkan untuk empat kilang yang dirancang bisa menghasilkan BBM standar Euro 4 diperkirakan mencapai sekitar US$2 milair—US$3 miliar (sekitar Rp31,71 triliun—Rp47,56 triliun).

“Kalau investasi, disclaimer, sekitar US$2 miliar—US$3 miliar. Harga akhir [BBM Euro 4] di konsumen kita mau cari formulasinya, kompensasi harganya; seperti skenario Rp200—Rp500 per liter, range-nya segitu,” ujarnya.

Adapun, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM kala itu Noor Arifin Muhammad mengatakan implementasi standar emisi Euro 4 terhadap seluruh BBM yang beredar di Indonesia akan dilakukan bertahap.

Noor memerinci realisasi BBM solar rendah sulfur 50 ppm untuk wilayah Jakarta ditargetkan mencapai 100% pada 2025, sementara secara total di tingkat nasional berada di angka 32,9%.

Pada 2026, wilayah lain seperti Sulawesi Barat juga ditargetkan mencapai 100%; Maluku 100%; Papua 100%; dan Papua Barat 100%. Sementara itu, total nasional pada tahun tersebut diharapkan meningkat menjadi 44,3%.

Adapun, peredaran solar atau diesel Euro 4 pada 2027 diproyeksikan mencapai 70,6% untuk tingkat nasional, sebelum akhirnya mencapai 100% pada 2028.

Untuk bensin, standar Euro 4 ditargetkan mencapai 62,1% di tingkat nasional pada 2025, lalu naik menjadi 78,8% pada 2027, dan mencapai 100% pada 2028.

Untuk diketahui, Indonesia sebenarnya telah mengatur standar Euro 4 sejak 2018 melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O.

Standar E4 yang diterapkan di RI mensyaratkan batas emisi karbon monoksida (CO) 1 gram/km, hidrokarbon (HC) 0,1 gram/km, dan nitrogen oksida 0,08 gram/km untuk mesin bensin.

Selanjutnya, spesifikasi BBM dengan standar Euro 4 adalah memiliki research octane number (RON) minimal 91, bebas timbal, dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm.

(wdh)

No more pages