Anggaran itu, kemudian dialihkan pemerintah degan program lain yang dinilai dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat, yang pada akhirnya mampu turut menopang pertumbuhan ekonomi.
"Efisiensi saya tidakmemotong, anggarannya sama seperti kemarin. Tapi dampaknya akan beda kalau kita pintar mengelola uang. Ini cash management (pengelolaan dana)," tutur dia.
"Semuanya [anggaran] kalau ada yang besar, tapi nganggur, ya saya ambil [lagi, alihkan ke yang lain'. Kan saya bayar bunga, kan?."
Kebijakan efisiensi anggaran sendiri merupakan titah langsung Presiden Prabowo sejak awal tahun. Titah itu termaktub dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.
Dalam beleid itu, Menkeu Sri Mulyani melakukan pemblokiran sementara anggaran K/L, yang rencananya akan dialihkan kepada program-program prioritas Prabowo, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pemerintah juga memotong belanja K/L lain seperti perjalanan dinas, pembelian alat tulis kantor (ATK), hingga pelaksanaan program seremonial dan kunjungan kerja yang tak jelas dampaknya.
(lav)






























