Menurut Toyota Industries, persetujuan baru diperoleh dari Australia, Kanada, Israel, dan Afrika Selatan. “Persetujuan dari negara lain masih dalam proses, dan seluruh prosedur diperkirakan baru rampung pada pertengahan Januari 2026 atau setelahnya,” demikian pernyataan perusahaan.
Secara teori, akuisisi ini akan mengakhiri struktur parent-child yang kerap dikritik di Jepang. Langkah tersebut juga dapat sejalan dengan kampanye pemerintah Jepang yang mendorong korporasi besar untuk melepas kepemilikan silang yang selama ini menciptakan jaringan bisnis saling terkait. Namun di sisi lain, langkah ini juga bisa memperkuat pengaruh Toyota atas perusahaan yang didirikan oleh kakeknya.
Tiga bank terbesar di Jepang yakni Mitsubishi UFJ Financial Group Inc., Sumitomo Mitsui Financial Group Inc., dan Mizuho Financial Group Inc, akan bersama-sama memberikan pinjaman senilai ¥2,8 triliun(Rp316 triliun) kepada perusahaan akuisisi guna mendukung pembelian tersebut.
Akio Toyoda secara pribadi akan menanamkan investasi sebesar ¥1 miliar (Rp113 miliar) ke dalam perusahaan induk yang akan dibentuk untuk memprivatisasi Toyota Industries. Entitas tersebut sebagian besar akan dimiliki oleh Toyota Fudosan Co., perusahaan properti yang tidak terdaftar di bursa dan diketuai langsung oleh Toyoda, yang selama ini berfungsi sebagai kendaraan investasi keluarga Toyoda.
(bbn)
































