“Dari pembicaraan saya dengan beberapa di antaranya, mereka justru sangat antusias karena proyek ini bisa dijalankan secara profesional dan berskala besar. Jadi ini dilihat sebagai proyek kolaborasi besar antar-pelaku usaha utama,” kata Pandu.
Sebagaimana diketahui, Danantara tengah menyiapkan penerbitan Patriot Bond senilai Rp50 triliun atau sekitar US$3,1 miliar. Instrumen ini terbagi dalam dua seri dengan tenor lima dan tujuh tahun, serta menawarkan kupon 2%. Dana yang dihimpun akan difokuskan untuk pembiayaan proyek transisi energi, termasuk pengolahan sampah menjadi energi.
Patriot Bond bersifat tradable dan dapat dijadikan agunan di bank-bank Himbara. Lebih rinci, Patriot Bond terbagi dalam dua seri, masing-masing bertenor lima tahun (seri A) dan 7 tahun (seri B), dengan tingkat kupon 2%.
Sudah di OJK
Pandu menyebut proses registrasi Patriot Bond di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah rampung, sehingga tahap transaksi akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan. Ia menegaskan sejauh ini tidak ada hambatan berarti.
“Mirip seperti perusahaan yang go public atau menerbitkan obligasi, hari ini adalah tanggal registrasi,” kata Pandu.
Adapun pada pemberitaan Bloomberg Technoz sebelumnya sejumlah konglomerat berminat dalam penerbitan bond ini. Daftar yang beredar tersebut belum dapat dikonfirmasi, namun sejumlah nama seperti Budi Hartono (Djarum), Boy Thohir (Adaro) dan Edwin Soeryadjaya (Saratoga) hingga Antony Salim (Salim dan DCI) memiliki komitmen masing-masing Rp3 triliun.
Dalam dokumen yang sama tampak terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari Rp51,7 triliun.
(dhf)
































