Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, dia memastikan, kegiatan ekspor saat ini masih tetap berlangsung seperti biasa ke pasar AS lantaran kebijakan tarif resiprokal belum rampung.

Di sisi lain, Airlangga mengungkapkan meski terdapat perluasan tarif oleh AS yang mencakup sejumlah produk seperti furnitur dan alat berat, ekspor Indonesia masih tetap kuat. Bahkan, beberapa produk menurutnya masih tetap diminati pasar AS.

"Nanti kita lihat, karena saat sekarang kan ekspor furniture kita masih berjalan, dan mereka ada pembatasan, tetapi mereka ada permintaan kayu meranti kita,” kata Airlangga.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif 10% untuk impor kayu lunak dan papan kayu, serta pungutan 25% untuk lemari dapur, meja rias, dan produk kayu berlapis kain. 

Hal ini menandai upaya terbarunya untuk menggunakan pajak impor guna menopang manufaktur dalam negeri.

Tarif tersebut akan berlaku mulai 14 Oktober, dengan beberapa kenaikan ditargetkan mulai 1 Januari. 

Tarif ini menyusul investigasi Departemen Perdagangan terhadap impor kayu, kayu olahan, dan proyek turunan seperti lemari dan furnitur yang diluncurkan pada bulan Maret.

Pungutan ini diberlakukan berdasarkan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan, yang memberi wewenang kepada presiden untuk mengenakan tarif atas barang atas nama keamanan nasional. 

(prc/naw)

No more pages