Logo Bloomberg Technoz

Meski demikian, JPMorgan menilai valuasi pasar Indonesia masih relatif murah. “Kami percaya potensi kembalinya arus dana ke pasar negara berkembang dapat mendukung re-rating, terutama dengan valuasi Indonesia yang menarik,” tulis riset tersebut.

Dari sisi makroekonomi, JPMorgan mencatat sejumlah perkembangan positif dalam 6–12 bulan ke depan. Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan 125 basis poin (bps) sejak awal tahun, termasuk pemangkasan mengejutkan 25 bps pada September 2025. 

Likuiditas diperkirakan akan membaik seiring proyeksi pemangkasan tambahan masing-masing 25 bps pada Oktober dan November, serta penempatan dana pemerintah (SAL) ke bank BUMN.

Namun, dari sisi fiskal, pendapatan negara dalam delapan bulan pertama tahun ini turun 8% secara tahunan, sementara belanja hanya naik 1,5%. 

JPMorgan mencatat langkah Menteri Keuangan Purbaya yang meluncurkan lima program quick win diperkirakan akan memperbaiki situasi fiskal dalam satu hingga dua kuartal mendatang.

Dalam skenario dasarnya (base case), JPMorgan menargetkan IHSG di level 8.600 dan MXID di 6.700 dengan asumsi laba per saham 2026 kembali ke level 2024. 

Untuk skenario optimistis (bull case),target IHSG dipatok 9.000 dengan asumsi pertumbuhan laba 5% dan apresiasi rupiah ke kisaran Rp16.200–Rp16.300/US$. 

Pada skenario pesimistis (bear case), IHSG diproyeksikan turun ke 6.600 jika tekanan pada penerimaan negara, konsumsi, likuiditas, dan nilai tukar berlanjut.

(wep)

No more pages