Logo Bloomberg Technoz

Menurut Butler, “dari perspektif kesehatan publik, ini kini menjadi ancaman terbesar bagi program pengendalian tembakau kelas dunia yang kita miliki.”

Saat ini, kurang dari 10% orang dewasa di Australia masih merokok. Pemerintah menargetkan angka itu bisa turun hingga nol. Namun kebijakan menaikkan harga sebungkus rokok di atas A$50 (atay sekitar Rp 548.085 dengan asumsi AU$ setara dengan  Rp10.961) lewat bea cukai yang terus ditambah justru membuka celah bagi masuknya pasokan ilegal yang dijual jauh lebih murah.

Pada tahun fiskal 2025, Australian Border Force mencatat rekor penyitaan 2,53 miliar batang rokok plus 435 ton tembakau curah, dengan potensi kehilangan bea sekitar A$4,36 miliar (Rp47,6 triliun). Jumlah ini melonjak 320% dibandingkan empat tahun sebelumnya. Australian Taxation Office memperkirakan sekitar A$2,7 miliar (Rp 29,6 triliun) bea tembakau tak dibayarkan pada tahun fiskal 2023.

Border Force menambahkan, mayoritas tembakau ilegal masuk dari atau transit melalui China, Hong Kong, Singapura, dan Uni Emirat Arab, meski wilayah tersebut tidak selalu menjadi sumber asli pengiriman.

(bbn)

No more pages