“Kebijakan pemerintah adalah menghentikan penutupan pembangkit listrik. Menutup pembangkit yang beroperasi hari ini akan membuat harga listrik naik dan menghambat upaya reindustrialisasi ekonomi,” tegas Menteri Energi AS Chris Wright dalam acara yang dihelat New York TImes, dikutip dari Bloomberg News.
US Energy Information Administration mencatat, total pembangkit listrik bertenaga batu bara AS berkapasitas 27 gigawatt dijadwalkan berhenti beroperasi pada 2028.
“Pada hari pertama memerintah, Presiden Trump mendeklarasikan darurat energi. Menteri Wright dan pemerintahan Trump berkomitmen untuk menggali seluruh opsi untuk memastikan energi yang terjangkau dan reliabel bagi seluruh rakyat AS,” tutur Juru Bicara Departemen Energi AS Ben Dietderich, seperti dinukil dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah bisa naik lagi atau malah terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame) batu bara masih terjebak di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 34. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sudah sangat jenuh beli (overbought).
Untuk perdagangan hari ini, ada risiko harga batu bara kembali masuk zona merah alias melemah. Cermati pivot point di US$ 103/ton. Dari sini, harga batu bara akan menguji support US$ 102-100/US$.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 107/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga batu bara ke rentang US$ 109-111/ton.
(aji)






























