Logo Bloomberg Technoz

Tekanan berat yang dialami oleh mata uang Asia terjadi ketika Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia), atau DXY, menguat 0,3% ke 97,644 pada perdagangan akhir pekan lalu.

Inflasi menjadi salah satu acuan yang dipantau Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan moneter, termasuk bunga acuan. Dalam rapat bulan ini, Gubernur Jerome Powell menekankan inflasi tetap perlu dijaga mengingat terlihat ada dampak dari kebijakan tarif.

“Akan sangat menantang untuk menentukan apa yang harus dilakukan. Tidak ada jalan yang tanpa risiko,” tegas Powell, sebagaimana yang dilaporkan Bloomberg News.

Pasar sudah yakin The Fed akan menempuh jalan pelonggaran (easing). Namun seberapa agresif itu dilakukan akan sangat tergantung dari data yang masuk (data dependent).

Rupiah diduga bukan cuma tertekan faktor global. Sentimen dari dalam negeri juga menjadi penekan dalamnya yaitu kegelisahan akan prospek fiskal ke depan mencermati kesehatan fiskal Indonesia dengan kendali Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Rupiah Year to Date 2025 (Bloomberg)

“Pasar memandang skeptis Menteri Keuangan yang baru dan kemungkinan akan tetap bearish terhadap rupiah sampai terbukti sebaliknya,” tulis Wee Khoon Chong, Ahli Strategi Pasar BNY APAC dalam sebuah catatan, mengutip Bloomberg.

Wee tetap mempertahankan pandangan positif terhadap rupiah karena valuasi yang menarik dan momentum depresiasi yang terbatas, kecuali jika dolar AS menguat.

“Sentimen positif ini juga didukung oleh kemungkinan intervensi Bank Sentral serta insentif yang direncanakan untuk mendorong repatriasi dolar,” mengutip tulisan riset tersebut.

Tamara Mast Henderson, Ekonom Bloomberg Intelligence, menyebut kredibilitas otoritas moneter Indonesia sudah berada di jalur yang licin, dan jika parlemen menghapus pagar pengaman fiskal utama negara — yaitu batas defisit anggaran 3% dari PDB — tekanan dapat semakin tajam.

“Bank Indonesia menghadapi berbagai ancaman terhadap independensi kebijakannya. Skema burden sharing yang baru menjadi kecemasan utama, lebih besar dibandingkan kemungkinan parlemen dapat menurunkan ambang batas untuk memberhentikan pejabat senior atau memperluas mandat BI.”

Henderson menyebut, kesepakatan terbaru dengan — disertai perubahan nada yang mencolok dalam pernyataan BI pada bulan September serta komentar dari Menteri Keuangan baru — menyingkap seberapa erat hubungan bank sentral dengan pemerintah saat ini.

Bank Indonesia memiliki skema burden sharing baru dengan Pemerintah untuk membantu pendanaan program rumah murah dan Koperasi Desa Presiden Prabowo Subianto. Dalam kesepakatan tersebut, BI akan menanggung sebagian beban biaya bunga negara untuk inisiatif tersebut, termasuk melalui pembelian obligasi Pemerintah di pasar sekunder. 

Parlemen juga tengah mempertimbangkan perubahan mandat BI, meski belum memberikan rincian. Mandat Bank Sentral sebelumnya sudah diperluas pada 2023, ketika tujuan “menjaga stabilitas sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan” ditambahkan pada tujuan utamanya, yaitu stabilitas rupiah.

“Saat ini, ancaman kerusuhan sosial yang meluas bisa dikatakan menjadi alasan kuat untuk mempercepat belanja pada langkah–langkah struktural guna menekan ketimpangan pendapatan — terutama karena ruang fiskal masih tersedia,” jelas Henderson.

Rasio utang yang saat ini 40% terhadap PDB, masih jauh lebih rendah daripada tolok ukur keberlanjutan 60%. Namun, elemen–elemen kunci yang sebelumnya meredam risiko makroekonomi dan menenangkan kreditur saat burden sharing 1.0 saat ini tidak ada: titik keluar Bank Indonesia — yang menentukan sejauh mana bank sentral harus menanggung beban moneterisasi belanja pemerintah — masih belum jelas.

Sementara itu, BI dalam pernyataan kebijakan bulan September menyebut keputusan mengejutkan untuk memangkas suku bunga “Konsisten dengan upaya bersama mendorong pertumbuhan ekonomi.”

“Pernyataan tersebut — beserta sejumlah rujukan lain terkait dukungan terhadap pertumbuhan — menandai perubahan nada yang cukup tajam dibandingkan dua pernyataan sebelumnya, yang juga disertai pemangkasan suku bunga mengejutkan,” terang Henderson.

(fad/aji)

No more pages