Dalam waktu dekat, investor patut waspada karena ada risiko harga emas bakal terkoreksi. Maklum, kenaikannya sudah tinggi sekali.
“Harga emas membentuk jalur konsolidasi setelah reli pada awal bulan ini. Pasar mencari pijakan baru. Arus modal memang cenderung beli, tetapi tidak terlalu deras untuk mendorong harga mendekati US$ 3.700/troy ons,” kata Ahmad Assiri, Startegist di Pepperstone Group Ltd, seperti diberitakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Lantas bagaimana prediksi harga emas untuk pekan ini? Apakah akan ada kenaikan enam minggu berturut-turut?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 74.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun hari-hati, karena RSI di atas 70 artinya sudah jenuh beli (overbought).
Aura overbought kian kental dengan indikator Stochastic RSI yang sudah mencapai 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli.
Sementara indikator Average True Range (ATR) 14 hari berada di 92. Menunjukkan bahwa volatilitas harga emas sepertinya minim saja.
Untuk perdagangan minggu ini, harga emas berisiko terpangkas. Cermati pivot point di US$ 3.673/troy ons.
Dari situ, harga emas kemungkinan akan menguji support di US$ 3.611/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 3.486/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 3.704/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga emas ke arah US$ 3.720-3.734/troy ons.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di US$ 3.809/troy ons.
(aji)
































