Meta sudah mengalami banyak kegagalan. Misalnya divisi yang bertanggung jawab atas proyek-proyek futuristic, Reality Labs, telah merugi hampir US$70 miliar atau sekitar Rp1.165 triliun (kurs Rp16.645/US$) sejak 2020 lalu.
Namun, dengan Meta Ray-Ban Display, induk perusahaan Facebook, WhatsApp, dan Instagram tersebut telah menciptakan teknologi yang dinilai luar biasa, tak seperti produk lain yang ditujukan untuk konsumen di pasaran.
Seperti smart glasses Meta yang sudah ada dan telah terjual jutaan pasang, model baru ini memiliki kamera, speaker, mikrofon, dan asisten kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang terintegrasi.
Layar pada kacamata, yang diatur agar tidak menghalangi pandangan, bisa menampilkan aplikasi Meta seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook, serta petunjuk arah hingga terjemahan langsung.
Hal yang paling membedakan di Meta Ray-Ban Display adalah Meta Neural Band, sebuah gelang yang menggunakan elektromiografi permukaan (surface electromyography/sEMG) untuk menangkap sinyal yang dikirim antara otak dan tangan pengguna ketika melakukan gerakan.
Demo AI secara Langsung Sempat Gagal
Dalam pidato Mark Zuckerberg, Meta tak membahas secara spesifik bagaimana dia menulis sejumlah teks dengan perangkat itu. Akan tetapi, menurut penelitian Reality Labs tentang sEMG, pengguna bisa menulis pesan dengan menyatukan jari-jari mereka seolah-olah sedang menggenggam pena dan “menulis” teks tersebut.
Meskipun beberapa demo AI secara langsung pada pidato utamanya gagal — Mark Zuckerberg menyalahkan Wi-Fi — setidaknya orang-orang dapat melihat gelang tangan tersebut beraksi. Di mana dia dengan cepat menulis pesan teks, lalu mengirimkannya dengan kacamata Ray-Ban miliknya.
“Saya bisa menulis sekitar 30 kata per menit dengan ini,” tutur Mark Zuckerberg di atas panggung di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California. “Anda bisa melakukannya dengan cukup cepat.”
Sebagai perbandingan, pada layar sentuh smartphone seperti iPhone, penelitian memperkirakan bahwa orang-orang mengirim pesan teks sekitar 36 kata per menit. Hal ini membuat klaim Mark Zuckerberg mengesankan. Adapun rerata partisipan untuk penelitian Reality Labs bisa mendekati 21 kata per menit.
Berbeda dengan Kacamata Pintar Sebelumnya
Di samping itu, berbeda dengan Ray-Ban Meta sebelumnya, teknologi di Meta Ray-Ban Display memungkinkan seseorang untuk dapat menggunakan kacamata tanpa perlu berbicara keras, yang tak selalu terasa alami di tempat umum. Meski pengguna Apple Watch dapat mengirim pesan teks tanpa perintah suara, prosesnya sangat membosankan dan lambat, sehingga hanya berguna sebagai pilihan terakhir.
Pada Meta Neural Band, kontrol gestur lain di gelang tersebut tampak lebih mirip dengan teknologi yang pernah digunakan konsumen sebelumnya, seperti Nintendo Joy-Con dan Apple Watch. Namun, jika interface pesan teks tanpa suara ini sebaik yang terlihat, gelang baru itu kemungkinan bakal mampu melakukan gestur yang lebih kompleks daripada yang biasa seseorang lakukan.
Untuk diketahui, Meta telah berinvestasi besar dalam riset sEMG sejak 2021 lalu, bahkan menunjukkan prototipe produk yang lebih tangguh bernama Orion. Seperti Apple dan Google, Meta tengah mempersiapkan masa depan yang tak terlalu mustahil di mana kacamata pintar ini berpotensi melampaui ponsel pintar.
“Teknologi ini (smartphone) harus disingkirkan,” kata Zuckerberg.
Meta dan para pesaingnya bertaruh besar pada pergeseran budaya dari ponsel pintar ke kacamata pintar, dan Ray-Ban Display bakal memberi konsumen gambaran awal tentang kemungkinan masa depan ini.
(far/wep)

































