Logo Bloomberg Technoz

Jadi pelemahan rupiah hanya lebih baik daripada won Korea Selatan. Rupiah pun resmi menjadi mata uang terlemah kedua di Asia.

Sepertinya pelemahan mata uang terjadi secara meluas (across the board). Ini karena dolar AS memang sedang perkasa.

Apa boleh buat, dolar AS memang terlalu tangguh. Siang hari ini, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,74% ke 97,588.

Penguatan dolar AS merupakan respons investor terhadap hasil rapat Bank Sentral Federal Reserve pada pertemuan September. Jerome Powell, Gubernur The Fed dalam Konferensi Pers usai rapat mengeluarkan pernyataan yang dinilai kurang dovish.

DXY Menguat Tajam (Bloomberg)

Perkembangan ini membuat investor sedikit kurang yakin mengenai seberapa agresif The Fed bakal memangkas bunga acuan Federal Funds Rate. Kegalauan investor kemudian dituangkan dengan membeli dolar AS.

Rupiah dipandang sebagai mata uang paling sensitif. Sebab, Bank Indonesia (BI) baru saja kembali menurunkan suku bunga acuan pekan ini.

“Penguatan dolar AS terjadi secara luas, sulit membayangkan mata uang Asia bisa lolos. Beberapa mata uang dengan beta tinggi seperti won Korea Selatan atau rupiah mungkin menjadi yang paling sensitif. Dengan kebijakan terbaru di Indonesia, rupiah bisa jadi menjadi yang paling terdampak,” tegas Brendan McKenna, Emerging Markets Strategist di Welll Fargo Securities LLC, juga dilaporkan Bloomberg News.

Terlebih lagi, investor juga tengah mencermati defisit anggaran fiskal Indonesia, DPR bakal meninjau kembali Undang-undang yang mengatur batas ketat defisit anggaran dan level utang pada tahun depan, seiring dorongan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Seperti yang diberitakan Bloomberg News, Undang-Undang Keuangan Negara, yang disahkan pasca krisis finansial Asia 1998, masuk dalam daftar 67 prioritas pembahasan pada masa sidang baru yang dimulai Januari mendatang, menurut daftar resmi yang dirilis Jumat.

Regulasi tersebut membatasi defisit anggaran maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan total utang hingga 60% dari PDB — aturan disiplin fiskal yang telah lama menjadi acuan utama bagi investor.

Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, berjanji akan menjaga defisit anggaran tahun depan tetap jauh di bawah batas legal. Namun, pada Jumat ia menyebut ketentuan batas tersebut “bersifat sewenang-wenang” dan mungkin sudah tidak relevan.

“Secara teori, angka–angka ini ditetapkan untuk memastikan sebuah negara mampu membayar utangnya, yang memang penting bagi investor,” paparnya kepada jurnalis. “Dan sejauh ini, kita semua tahu Indonesia tidak pernah gagal bayar.”

Analis asing menyebut, “Kesehatan fiskal sudah menjadi salah satu perhatian investor. Ketidakpastian baru hanya akan menambah sikap hati-hati di pasar,” jelas Jeffrey Zhang, Ahli Strategi Pasar Emerging–Markets di Credit Agricole CIB, Hong Kong, mengutip Bloomberg.

(fad/aji)

No more pages