Selain itu, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) membuat harga emas tertekan. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,5% ke 97,355.
Penguatan dolar AS terjadi akibat respons investor terhadap hasil rapat bank sentral Federal Reserve kemarin. Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dalam konferensi pers usai rapat mengeluarkan pernyataan yang dinilai kurang dovish.
Powell menyebut pihaknya akan terus memantau perkembangan inflasi, yang berisiko naik akibat kebijakan tarif. Oleh karena itu, The Fed akan memonitor situasi dari rapat ke rapat untuk menentukan arah kebijakan moneter.
Perkembangan ini membuat investor sedikit kurang yakin mengenai seberapa agresif The Fed bakal memangkas suku bunga acuan. Padahal suku bunga akan sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.
Ini karena emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana proyeksi harga emas untuk hari ini? Apakah akan ada penurunan tiga hari beruntun?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 67.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. RSI emas pun sudah di bawah 70, yang berarti tidak lagi jenuh beli (overbought).
Sementara indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 0. Paling kecil, bahkan sudah sangat jenuh jual.
Dengan demikian, sejatinya harga emas berpotensi naik pada perdagangan hari ini. Target resisten terdekat adalah US$ 3.647/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 3.661/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 3.629/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko menekan harga emas ke arah US$ 3.572-3.567/troy ons.
(aji)
































